TEMPO.CO, Bekasi - Sejumlah pemain Persipasi Bekasi melakukan aksi protes di kantor wali kota Bekasi, Senin, 6 Agustus 2012. Mereka meminta pemerintah daerah memperhatikan nasib 28 pemain yang tampil di kompetisi Divisi Utama itu, karena belum dibayar sejak Januari hingga Agustus.
Di papan tulis warna ruangan tempat audiensi, mereka menuliskan kata-kata bernada protes, diantaranya "Tolong bayar gaji kami, ini sudah mau Lebaran," katanya. "Kami punya anak dan istri, kami sudah banyak utang".
Ikut dalam aksi itu pelatih kepala Persipasi, Warta Kusuma. Namun, mantan pemain Tim Nasional di era 1980-an itu enggan berkomentar seputar persoalan keuangan yang membelit tim asuhannya. “Tanyakan saja langsung kepada manajemen,” kata Warta seusai audiensi dengan Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi.
Manajer Persipasi, Dana Satria, menjelaskan total tunggakan yang belum dibayar sekitar Rp 3,5 miliar. Meliputi gaji pemain dan official tim, serta biaya operasional sehari-hari. "Itu belum termasuk sewa mess atau tempat tinggal dan biaya katering pemain," katanya.
Menurut Dana, dari 28 pemain yang belum beroleh upah itu dua di antaranya pemain asing. Sebagai solusi sementara, kata dia, manajemen Persipasi akan meminta uang kepada pengusaha, setidaknya untuk membayar gaji pemain. "Tapi saya belum bisa pastikan kapan pinjaman itu cair," katanya.
Prestasi Persipasi Bekasi di Divisi Utama cukup bagus, dengan finish di urutan ke-6. Persipasi masih berhak mengikuti kompetisi Dividi Utama musim 2013 yang akan dimulai Januari tahun depan. "Meski dililit masalah keuangan Persipasi mampu bertahan dan tidak sampai degradasi," katanya.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kota Bekasi, Aan Suhanda, mengatakan Persipasi mampu bersaing di Divisi Utama merupakan capaian yang sangat bagus dan penuh perjuangan. "Saya punya tanggung jawab moril agar Persipasi bisa bertahan dalam kondisi yangg sangat prihatin," katanya.
Mengenai masalah keuangan yang membelit Persipasi, Aan mengatakan, pemerintah daerah hanya bisa memfasilitasi dengan mencarikan sponsor ke sejumlah perusahaan, tetapi tidak terlibat secara teknis. Sebab, sejak awal 2012 lalu, pemerintah telah mewajibakan setiap klub profesional lepas dari APBD, berdasarkan Peraturan Dalam Negeri Nomor 32 tahun 2011, tentang dana hibah. "Bola maju karena tiga hal, yakni materi pemain, masyarakat, dan pemerintah. Makanya saya meminta para pemain tetap solid," kata Aan.
HAMLUDDIN