Pemain Pelita Bandung Raya Eka Ramdani berebut bola dengan pemain Persiwa Wamena Roni Firmansyah pada laga Liga Super Indonesia di Stadion Siliwangi, Bandung, Jawa Barat, (21/4). TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, London - Bogem Pieter Rumaropen ke wasit Muhaimin dalam lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) Pelita Bandung Raya vs Persiwa, menjadi sorotan media asing. Tak kurang, Guardian dan kantor berita Reuters yang sama-sama berbasis di Inggris mengangkat kejadian itu. Sorotan tersebut makin menambah daftar panjang preseden buruk sepak bola Indonesia di mata dunia.
Setelah pemukulan, pertandingan dihentikan selama 15 menit. Wasit Muhaimin yang berdarah-darah langsung digantikan oleh wasit cadangan, Tabrani. Muhaimin segera dilarikan ke rumah sakit. (Baca juga: Pemain Persiwa Wamena Pukul Wasit)
Di dalam negeri, wasit Jimmy Napitupulu mengecam keras pemukulan terhadap Rumaropen. Anggota Komite Wasit itu menilai tindakan Rumaropen salah. Wasit mungkin melakukan kesalahan, kata Jimmy, tapi memukul wasit tetaplah keliru.
Usai pertandingan, Persiwa Wamena menolak mengikuti jumpa pers, seperti dikutip laman resmi Liga Indonesia. Patut dinanti sanksi apa yang bakal diberi Komisi Disiplin (Komdis) LSI terhadap Pieter Rumaropen dan semua yang terkait di pertandingan tersebut.
Ketua Komdis LSI Hinca Pandjaitan berjanji akan menjatuhkan sanksi berat kepada Rumaropen. Komdis sudah memegang video rekaman pertandingan sebagai bahan pertimbangan untuk memberi sanksi. (Baca juga: Pukul Wasit, Pieter Terancam Hukuman Berat)
Komdis terakhir memberi sanksi untuk Persidafon Dafonsoro. Dalam keputusan tertanggal 20 Februari 2013, itu, Komdis mendenda Persidafon sebesar Rp 50 juta karena pendukungnya melempari petugas keamanan. Kerusuhan itu terjadi pada 18 Februari 2013 ketika Persidafon menjamu Persiwa dalam lanjutan Liga Super Indonesia.
GUARDIAN | REUTERS | LIGA INDONESIA | KHAIRUL ANAM