TEMPO.CO, Surabaya - Menjelang pembukaan Kongres Luar Biasa (KLB) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia 2015, massa Bonek mulai berdatangan ke Jalan Embong Malang, Surabaya, Sabtu, 19 April 2015. Sekitar pukul 09.30, jalan akses menuju lokasi kongres di Hotel JW Marriott itu pun ditutup total.

Salah seorang Bonek Persebaya 1927, Ramadhan Rizal, 20 tahun, mengaku langsung berangkat dari Taman Mundu bersama dengan empat orang lain dari Surabaya dan Sidoarjo. "Diminta ngumpul di Taman Mundu, tapi kami berangkat duluan," kata dia.

Rizal mengatakan sempat beredar kabar adanya sweeping yang dilakukan organisasi massa tertentu. Ada pula kabar yang menyebut bahwa Bonek lainnya berkumpul di Taman Bungkul. Rizal berharap Kongres kali ini bisa menyehatkan PSSI dan mengembalikan kondisi sepak bola seperti sediakala. Bonek juga menuntut agar Persebaya 1927 bisa kembali diakui. "Kami ingin 1927 diakui lagi dan hilangkan mafia bola," kata dia.

Kendati massa berkumpul di jalan akses Kongres, Rizal memastikan Bonek tidak berniat membuat kerusuhan. "Ini hanya ajang damai, enggak niat rusuh, kok."

Ribuan Bonek Persebaya 1927 yang berasal dari seluruh Indonesia memenuhi Jalan Embong Malang. Hingga berita ini ditulis, mereka mulai berorasi. Massa juga memakai atribut dan membentangkan poster bertuliskan dukungan untuk Persebaya. Bahkan, sebuah spanduk bertuliskan "Bonek Selamatkan PSSI" sempat dibakar di bawah jembatan penyeberangan.

Sementara itu, sebanyak 500 personel polisi menjaga ketat lokasi Kongres. Kawat berduri dan pagar pembatas mulai dipasang sejak 500 meter sebelum hotel. Lokasi ini pun sempat dijadikan ajang foto oleh masyarakat.

Sembari berjalan mendekat, massa menyalakan petasan gas dan terus mengibarkan bendera. Mereka juga meneriakkan yel-yel dan nyanyian dukungan untuk Persebaya dan sepak bola Indonesia.

AGITA SUKMA LISTYANTI