Semifinal Copa America: Paraguay Keren, Argentina Diuji (1)
Editor
Dwi Riyanto A.
Selasa, 30 Juni 2015 17:54 WIB
TEMPO.CO, Concepcion - Hari masih pagi di kota Concepcion ketika para pemain tim nasional Paraguay mulai berlatih di ENAP Complex Huelpen, Concepcion, Cile, kemarin. Pelatih mereka, Ramon Diaz, tiba di lapangan dengan jaket tertutup rapat. Maklum, pagi itu suhu di Conception mencapai 7 derajat celcius. Cukup dingin untuk memulai kegiatan.
Namun, Diaz ingin para pemainnya terus belatih. Sebab, timnya akan menghadapi Argentina di babak semifinal Copa America 2015 yang akan berlangsung di Estadio Municipal de Concepción, besok. "Kami akan melawan tim hebat: Argentina. Kami tahu mereka cukup kuat namun kami bertarung untuk menang," kata Ramon Diaz seperti dikutip dari situs resmi Copa America 2015, Selasa 30 Juni 2015.
Argentina memang tim hebat. Setidaknya, mereka selalu berhasil menyulitkan Paraguay. Dalam lima pertemuan terakhir kedua tim, misalnya, Argentina mengantongi tiga kemenangan.
Sedangkan Paraguay hanya sekali mengalahkan Argentina, itupun pada 10 September 2009 lalu. Namun, pada pertemuan terakhir pertengahan Juni lalu, kedua tim bermain imbang 2-2. "Para pemain kami sedang dalam semangat dan kepercayaan diri yang cukup tinggi. Sehingga saya pikir saat ini yang kami butuhkan untuk melawan mereka hanya konsentrasi," kata Diaz.
Performa Paraguay di Copa America 2015 sejauh ini memang cukup moncer. Mereka menahan imbang Argentina (2-2) dan Uruguay (1-1) di babak kualifikasi Grup B. Di perempat final, mereka bahkan mengalahkan Brasil 4-3 (adu penalti). "Kami bermain melawan Argentina, Uruguay, dan Brasil dan tidak sekalipun kalah," katanya.
Selanjutnya: Prestasi Paraguay keren
<!--more-->
Prestasi Paraguay keren karena selama ini Argentina, Uruguay, dan Brasil adalah tiga tim yang selama ini mendominasi Copa America. Uruguay mengoleksi 15 trofi, sementara Argentina dan Brasil masing-masing mengoleksi 14 dan 8 trofi. Untungnya lagi, lini depan Argentina saat ini sedang loyo. Mereka, misalnya, baru mencetak empat gol (di luar adu penalti) dari empat pertandingan.
Padahal di sana ada Lionel Messi (Barcelona), Sergio Aguero (Manchester City), Angel Di Maria (Manchester United), Gonzalo Higuain (Napoli), dan Carlos Tevez (Juventus). Pemain bek Argentina, Javier Mascherano, mengatakan seretnya gol yang dicetak timnya karena para pemain belum menemukan ritme permainan. Namun, ia memastikan ini hanya persoalan waktu.
Selain itu, atmosfer turnamen yang terlalu keras juga dianggap mempengaruhi performa mereka. Mancherano mencontohkan, Lionel Messi seringkali mendapat tekelan keras dan wasit membiarkannya. "Messi bermain dengan semangat yang sama seperti di Barcelona. Hanya saja dia merasa kompetisi di sini kurang bersahabat," kata Mascherano seperti dikutip dari Soccerway.
Tak hanya Messi yang mendapat tekelan keras, tapi juga Sergio Aguero. Saat melawan Kolombia akhir pekan lalu, pemain Manchester City ini berulangkali dijegal. Saat ia protes, wasit justru berkata, "Ini Amerika, Boy!"
Copa America memang bukan turnamen Eropa. Namun ini bukan alasan. Bagaimanapun, tim lain juga merasakan tekanan yang sama. Kalau tim lain bisa mengatasi tekanan itu, kenapa Argentina tidak?
Karena itu, pelatih Argentina, Gerardo Martino, harus mencari solusi dari kebuntuan lini depannya. Tidak hanya untuk memenangi laga ini, tapi juga untuk membuktikan bahwa anak-anak asuhnya bukanlah pemain manja.
BUENOS AIRES HERALD | MARCA | ESPN FC | SOCCERWAY | DWI AGUSTIAR