Final Copa America: Total Football Cile dan Sihir Messi (1)
Editor
Hari prasetyo
Sabtu, 4 Juli 2015 14:34 WIB
TEMPO.CO, Santiago - Di Amerika Selatan, sepak bola memang bukan sekadar olahraga, tapi juga jalan hidup, agama, dan juga kehormatan. Itu sebabnya, Copa America selalu berlangsung lebih keras dibanding Piala Eropa.
Keceriaan mewarnai wajah para pemain tim nasional sepak bola Argentina saat mereka berlatih di Stadion Compañía de Acero del Pacífico, Talcahuano, Cile, Jumat, 3 Juli 2015. Padahal suhu di kota selatan Cile ini pagi itu mencapai 5 derajat Celsius. Tentu saja ini bukan suhu ideal untuk berlatih sepak bola. Namun, apa boleh buat?
Sebab, dinihari nanti, Minggu, 5 Juli 2015, mereka akan bertemu dengan Cile di partai babak final Copa America 2015 di Estadio Nacional, Santiago. Dengan demikian, meski di tengah udara beku sekali pun, Argentina harus mempersiapkan diri. "Mereka tahu laga ini sangat penting," kata pelatih Argentina, Gerardo Martino.
Udara dingin Kota Talcahuano memang tak membuat para pemain Argentina mengkerut. Lionel Messi, Marcos Rojo, dan Angel Di Maria bahkan sesekali bercanda di sela latihan. "Kami cukup bahagia karena bisa mencapai final. Tapi ini belum selesai. Kami masih harus bekerja keras karena lawan kami adalah Cile," kata Rojo.
Cile memang bukan lawan mudah. Mereka, misalnya, belum terkalahkan dalam lima pertandingan di turnamen ini. Bahkan Cile menyingkirkan juara bertahan Uruguay pada perempat final.
Satu lagi, dari lima laga tersebut, Cile sukses mengoleksi 13 gol dan hanya kebobolan empat gol. Catatan ini jauh lebih hebat daripada Argentina, yang hanya mengoleksi 10 gol dari lima pertandingan. Dan, jangan lupa, Cile adalah tuan rumah hajatan ini. Jadi, bisa dipastikan puluhan ribu pendukung mereka seperti akan menjadi pemain ke-12 Cile.
Namun bukan itu yang membuat Gerardo Martino gentar. Pelatih berusia 52 tahun ini justru lebih cemas oleh agresivitas para pemain Cile. "Filosofi sepak bola Cile adalah menyerang. Mereka begitu agresif dan setiap pemain sangat haus gol. Kami tidak boleh kehilangan konsentrasi sedikit pun," kata Martino.
Martino tahu persis, untuk melawan tim seagresif Cile, keseimbangan tim adalah segalanya. Karena itu, ia ada kemungkinan akan menurunkan formasi 4-3-3. Ini adalah formasi paling ideal sekaligus paling dinamis.
Empat pemain belakang seharusnya cukup untuk membendung serangan Cile. Selain itu, Martino bisa berharap pada pemain depan untuk mengurangi tekanan dari Cile. Caranya, tentu saja, dengan menekan balik. Argentina punya modal yang cukup untuk mengurung pertahanan Cile. Mereka punya Messi, Di Maria, Sergio Aguero, dan Javier Pastore.
Apalagi, performa Argentina juga sedang dalam bentuk permainan terbaiknya. Mereka, misalnya, mencukur Paraguay dengan skor 6-1 di babak semifinal, Rabu lalu. Ini menjadi penampilan terbaik mereka sepanjang turnamen Copa America 2015.
Hanya, nama besar saja tak cukup untuk membungkam Cile. Sebab, mereka pun punya sederet bintang papan atas di klub liga Eropa, seperti Arturo Vidal yang memperkuat Juventus, Claudio Bravo (Barcelona), Alexis Sanchez (Arsenal), dan Eduardo Vargas (Napoli). "Kami tahu lebih banyak orang menjagokan Argentina di partai final ini. Namun menjadi favorit juara tidak akan memberikan jaminan apa pun," kata pemain bertahan Cile, José Manuel Rojas.
Rojas mengatakan timnya saat ini sedang dalam kondisi siap tempur. Mereka sudah menunggu selama 99 tahun untuk meraih trofi Copa. Maka dinihari nanti akan menjadi akhir penantian mereka. "Kami sama sekali tidak sangsi atas Argentina. Mereka tim yang sangat kuat. Kami sangat menghormati mereka. Namun kami juga akan menjaga kehormatan kami dengan memenangi laga ini," kata Jose Rojas.
PERKIRAAN FORMASI
Cile 3-4-1-2
Bravo
Albornoz, Medel, Mena
Diaz, Aranguiz, Vidal, Isla
Valdivia
Sanchez, Vargas
Argentina 4-3-3
Romero
Zabaleta, Garay, Otamendi, Rojo
Pastore, Macherano, Biglia
Messi, Aguero, Di Maria
ESPN FC | SKY SPORTS | CHANCALLENA | GOAL | DWI RIYANTO AGUSTIAR