TEMPO Interaktif, Kediri – Jaya Hartono resmi meninggalkan Persik Kediri untuk menjadi pelatih Persija Jakarta. Keputusan ini dilakukan Jaya menyusul ketidakjelasan nasib Persik di level dua divisi utama.
Kontrak dengan manajemen Persija itu telah dilakukan Jaya Hartono pada hari Jumat, 14 Oktober 2011 malam, di kandang Macan Kemayoran. Setelah melalui diskusi panjang dengan pengurus Persik, mereka akhirnya merelakan Jaya Hartono meninggalkan Kediri. “Kontrak sudah langsung kami lakukan malam itu,” kata Jaya kepada Tempo, Minggu, 16 Oktober 2011.
Dia menegaskan bahwa kepergiannya ini atas sepengetahuan dan dukungan pengurus Persik. Bahkan manajemen Persik-lah yang mengatur pembicaraan dengan Persija agar mau menerima Jaya Hartono sebagai pelatih. Langkah ini terpaksa diambil untuk menyelamatkan karier Jaya sebagai pelatih. Terlebih nasib Persik sendiri semakin tidak jelas setelah terlempar ke divisi utama.
Jaya berharap keputusannya ini tidak membuat para suporter Persik di Kediri kecewa. Dia berjanji akan kembali lagi tahun depan jika nasib Persik sudah lebih jelas. Apalagi dia sudah berkomitmen untuk tidak memindahkan keluarganya dari Kediri. “Tahun depan, kalau Persik meminta, saya pasti kembali,” katanya.
Dia kembali menjelaskan bahwa keputusannya untuk pindah ke Persija ini merupakan pilihan berat. Sebab, di awal rekrutmen dulu keputusannya adalah menjadi pelatih Persik, bukan Persija. Namun karena kondisi yang menerpa Persik telah mengancam kelangsungan hidupnya dan keluarga, dia akhirnya memilih meninggalkan klub itu. Dan karena itu pula, dia tidak mengajak pemain Persik untuk mengikutinya ke Persija. Sesuai kontrak yang ditandatangani, Jaya Hartono akan melatih Persija mulai besok Senin, 17 Oktober 2011.
Selain Jaya, sejumlah pemain Persik juga telah terlebih dulu meninggalkan skuad berjuluk Macan Putih ini. Di antaranya Legimin Raharjo, Herman, dan Wawan Yuliantoro. Mereka diterima di beberapa klub liga super, seperti Arema Malang dan PSMS Medan.
Terpisah, manajer Persik, Sunardi, membenarkan bahwa kepergian Jaya Hartono ini atas prakarsa manajemen Persik. Dia merasa kasihan dengan karier Jaya Hartono yang mengantongi lisensi A dari AFC jika harus melatih klub divisi utama. Apalagi jadwal kompetisi untuk klub level dua itu hingga kini masih kabur. “Ketua umum sudah melakukan pembicaraan dengan manajemen Persija soal pelepasan ini,” katanya.
Selain pelatih, Sunardi juga tidak akan menahan pemain yang akan pindah mencari klub lain. Sebab, hingga kini pihaknya masih belum mampu melakukan kontrak kepada mereka terkait belum cairnya dana dari konsorsium LPI yang dijanjikan.
HARI TRI WASONO