TEMPO.CO, BOJONEGORO- Polisi menjaga ketat proses pemulangan 150 suporter bonek Persebaya dari Bojonegoro ke Surabaya, Sabtu 10 Maret 2012 malam. Mereka dipulangkan dengan truk, lewat jalur memutar dari Bojonegoro menuju Nganjuk dan Surabaya. Jalur memutar ini, sengaja dipilih polisi untuk menghindari Kota Lamongan.
Polisi khawatir para supporter bonek bisa berbenturan dengan para supporter yang berada di Kota Lamongan. Menyusul, tewasnya empat bonek saat mereka naik kereta api yang melintas di Lamongan.
Makanya, begitu pertandingan antara Persibo Bojonegoro melawan Persebaya yang berkesudahan 1-0 untuk tuan rumah selesai, para bonek dikumpulkan. Selanjutnya, pemulangan langsung dikoordinir polisi dengan pengawalan ketat, melewati jalur selatan. Yaitu, Nganjuk, Kertosono, Jombang, kemudian Mojokerto dan berakhir di Surabaya, pada Sabtu malam hingga Minggu 11 Maret 2012 dini hari.
Pemulangan lewat jalur memutar ini, juga atas saran pihak Polres Bojonegoro dan Polres Lamongan. Tim gabungan, menyarankan, sebaiknya para supporter bonek yang datang ke Bojonegoro, pemulangannya dengan cara menghindari Kota Lamongan. Sebab, aparat keamanan tidak menjamin keselamatannya karena rawan terjadi kericuhan antar-suporter.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Lamongan, Ajun Komisaris Besar Polisi Marsudianto, pemulangan bonek sebaiknya menghindari Kota Lamongan. Sebab, potensi ricuh sangat tinggi, jika bonek lewat jalur sepanjang 35 kilometer antara Kecamatan Babat menuju Lamongan." Saya tidak menjamin keselamatan. Karena risikonya tinggi," tegasnya pada Tempo yang dihubungi lewat telepon, Sabtu 10 Maret 2012.
Selain itu, lanjut Marsudianto, dirinya juga sudah menelepon Walikota Surabaya, agar membantu menyiapkan kendaraan truk. Kendaraan itu, digunakan untuk mengangkut para bonek dari Bojonegoro balik ke Surabaya. Dengan demikian, para supporter bonek, pemulangannya lebih terkoordinir dan tidak liar. "Saya yang telepon Bu Walikota Surabaya," imbuhnya.
Seperti diketahui, Kepolisian Resor Lamongan menyatakan siaga penuh, sebelum digelarnya pertandingan antara Persebaya dengan Persibo Bojonegoro di Stadion Letjen Soedirman, Sabtu 10 Maret 2012, sore ini. Menyusul, tewasnya empat orang bonek, yang diduga terjadi serangan dengan suporter di Lamongan.
Empat bonek tersebut, meninggal saat menumpang kereta api barang jalur Stasiun Pasar Turi Surabaya, menuju Semarang yang melintas di Lamongan dan Bojonegoro.
Empat orang supporter bonek ini, meninggal karena luka akibat lempiran batu dan sejenisnya. Dua jenasah bonek dievakuasi di Stasion Babat, Lamongan, dan satu lagi dievakuasi di Stasiun Pucuk Lamongan, Sabtu, dini hari dan siang. Seorang di antaranya bernama Sudarmadji, 27 tahun, asal RungkutKidul, Gg 2 No 33 Surabaya. Suporter naas ini, naik di atas kereta api. Tetapi, kepalanya terbentur papan reklame, dan kemudian jatuh.
Satu orang lagi, atas nama Miftahul Huda, 15 tahun, asal Krembangan, Surabaya. Jenasahnya empat korban, tiga oprang di RS Muhammadiyah Lamongan, dan satu orang lagi disemayamkan di kamar mayat RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Bojonegoro.
Korban meninggal, rata-rata karena luka di kepala. Dugaan terkena lemparan batu dan terkena pentungan. Misalnya, jenasah Miftahul Huda, mengalami luka parah di kepalanya, seperti benturan benda tumpul. "Kepalanya sobek," kata supporter dari Surabaya yang berada di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Bojonegoro.
SUJATMIKO