TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Pra-Piala Asia U-22 yang menurut rencana digelar di Pekanbaru, Riau, terancam dipindah ke Surabaya, Jawa Timur. Kemungkinan itu disampaikan Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Tri Goestoro, Kamis, 24 Mei 2012.
"Sampai saat ini, kami masih menunggu kejelasan status Stadion Utama Riau," ujar Tri. Stadion itu belum diserahkan kontraktor ke Pemerintah Provinsi Riau karena ada masalah.
Tri belum bisa memastikan kapan masalah status stadion itu selesai. Ia hanya berharap, sengkarut antara kontraktor dan Pemprov Riau itu segera usai. Sebab Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) telah menyetujui permintaan Indonesia untuk memundurkan jadwal pelaksanaan kualifikasi menjadi 5-15 Juli 2012 dari jadwal sebelumnya, 27 Juni-3 Juli 2012.
"Mudah-mudahan saja segera selesai. Kalau tidak, kami akan pindahkan ke Surabaya, dengan alternatif Stadion Gelora Bung Tomo dan Tambaksari," ujar Tri.
Bermasalahnya penyelesaian akhir Stadion Utama Riau itu sendiri berawal saat Komisi Pemberantasan Korupsi menangkap Rahmat Syaputra, Manajer Administrasi Konsorsium Kontraktor, bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Riau, Faisal Aswan dan M. Dunir, 4 April lalu. Konsorsium itu terdiri dari tiga perusahaan besar nasional, yaitu PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, dan Adhi Karya.
Akibat penangkapan itu, konsorsium pelaksana tidak bisa membayarkan tagihan selama tujuh bulan kepada sepuluh perusahaan subkontraktor karena DPRD menolak menambah dana pembangunan. Subkontraktor bahkan mengancam akan membongkar bagian stadion yang mereka kerjakan jika konsorsium tidak kunjung membayar tagihan seperti yang mereka minta.
Selain Stadion Utama Riau, PSSI sebelumnya juga mengajukan Stadion Kaharudin Nasution. AFC pada 15 Mei lalu juga telah melakukan inspeksi dan melihat kesiapan fasilitas dua stadion tersebut. Pada Pra-Piala Asia U-22, Indonesia tergabung di Grup E bersama Jepang, Australia, Singapura, Timor Leste, dan Makau.
ARIE FIRDAUS