TEMPO.CO, Jakarta - Tim nasional (timnas) Indonesia menargetkan hanya meraih tiga angka dalam kualifikasi Piala Asia 2015. Target yang tidak besar itu mengingat kondisi persepakbolaan nasional yang sedang tidak normal. “Paling tidak bisa draw di pertandingan-pertandingan home,” kata penanggung jawab timnas, Bernhard Limbong, saat dihubungi Tempo, Ahad, 30 Desember 2012.
Menargetkan menang melawan tim-tim seperti Irak dan Arab Saudi, kata Limbong, adalah hal yang tidak mungkin. Namun, sekalipun tidak akan menang, Indonesia harus menunjukkan perlawanan. “Kalau bisa satu kali menang di dalam,” kata Bernhard.
Dalam kualifikasi Piala Asia 2015, Indonesia berada di Grup C, bersama Irak, Cina, dan Arab Saudi. Dari jadwal yang dirilis Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), Indonesia akan menjalani enam laga dalam babak kualifikasi tersebut. Dari enam laga tersebut, Indonesia akan menjalani tiga laga tuan rumah.
Pada laga tuan rumah, Indonesia akan menghadapi Arab Saudi pada 22 Maret, Cina pada 15 Oktober, dan Irak pada 19 November 2013. Sedangkan laga away pertama akan dijalani di Irak, menghadapi tim yang pernah menjuarai Piala Asia 2007. Selanjutnya, tim asuhan Nilmaizar akan bertandang ke Cina pada November, dan ke Arab Saudi pada Maret 2014.
Saat ditanya mengenai target ini, Nilmaizar mengatakan timnya akan berusaha sekuat mungkin, baik itu dalam pertandingan home atau away. Nil mengakui, di atas kertas, berbagai pendapat menyatakan Indonesia tidak mungkin menang melawan Irak atau Arab Saudi. “Tapi itu kan kata orang,” ujarnya. “Tapi kita juga harus tau diri.”
Beberapa pekan lalu, Nil telah mengumumkan 43 nama pemain yang dipanggil untuk bergabung dengan timnas, baik dari klub Liga Prima Indonesia maupun Liga Super Indonesia. Namun, timnas Piala Asia ini terancam bernasib sama dengan timnas Piala AFF, di mana skuad Merah Putih tidak diperkuat pemain-pemain terbaik Indonesia lantaran pihak La Nyalla melarang pemain klub Liga Super Indonesia bergabung dengan timnas.
Arema Indonesia, misalnya, dengan tegas telah menolak akan bergabung dengan timnas. Sementara, klub asal Jayapura, Persatuan Sepak bola Indonesia Jayapura (Persipura), memberikan syarat, yaitu harus ada rekonsiliasi di tubuh PSSI jika ingin pemain-pemainnya bergabung dengan timnas.
Sebanyak tujuh pemain dari Persipura itu terancam tak bergabung. Sebab, hingga kini belum ada rekonsiliasi dalam tubuh PSSI. Padahal, pemain Persipura merupakan tim yang pemainnya terbanyak dipanggil Nil.
Pihak PSSI telah melobi atasan Persipura. Berdasarkan keterangan penanggung jawab timnas Bernhard Limbong, telah dilakukan pembicaraan dengan Ketua Umum Persipura, Benhur Tommy Mano. Menurut Bernhard, Persipura sebenarnya memiliki keinginan untuk membantu timnas. Namun, mereka tak bisa begitu saja mengabaikan konflik yang sedang terjadi di tubuh PSSI.
Mengenai bergabungnya pemain ke timnas, PSSI memberi batas waktu akhir hingga 3 Januari 2013. Kalaupun masih ada yang berbersikukuh menolak hadir, PSSI masih memberi toleransi hingga 9 Januari. Namun, hingga batas toleransi yang ditentukan pemain-pemain itu tak hadir juga, Sekretaris Jenderal PSSU Halim Mahfudz menyatakan PSSI akan mengambil tindakan tegas.
GADI MAKITAN