TEMPO.CO, Bojonegoro- Suporter Persibo Bojonegoro, The Boromania, membuka posko bantuan dana penyelamatkan tim Persibo, menyusul belum jelasnya dana dari penyandang dana untuk tim berjuluk Laskar Angling Darmo pada kompetisi sepak bola Liga primer Indonesia (LPI) 2013.
Posko Boromania dibuka beberapa saat setelah Persibo Bojonegoro menekuk PSM Makassar di Stadion Letjen Soedirman, Bojonegoro, Minggu sore. Pembukaan Posko ditandai dengan penyerahaan bantuan dari para suporter ke Manajer Persibo Bojonegoro, Nur Yahya, sebesar Rp 4 juta. Bantuan ini murni dari pendukung Tim Oranye—sebutan lain Persibo—untuk tambahan biaya operasional.
Dari hasil dibukanya Posko Persibo secara spontan, pada Minggu sore lalu terkumpul uang Rp 14 juta. Uang hasil sumbangan itu diberikan ke pengurus Persibo untuk kebutuhan operasional. Mulai dari biaya makan, latihan, dan kebutuhan lainnya.
“Terima kasih untuk suporter,” kata Manager Persibo Bojonegoro Nur Yahya di Stadion Letjen Soedirman Bojonegoro, Ahad lalu.
Selama empat bulan terakhir, Persibo Bojonegoro didera kriris keuangan, menyusul kian tidak jelasnya bantuan dana dari konsorsium PT Liga Primer Indonesia—yang selama ini menaungi Persibo. Dalam perkembangannya, Persibo kesulitan merekrut pemain karena krisis keuangan itu. Akibatnya banyak pemain inti Persibo keluar dan memilih bermain di klub lainnya.
Para pemain yang hengkang misalnya striker Samsul Arif yang memilih pindah ke Persela Lamongan. Kemudian, gelandang bertahan Novan Setyo Sasongko, striker M Nur Iskandar, Jajang Paliama, Dian Irawan dan penjaga gawang lincah Fauzi Toldo. Para pemain itu sebagian pindah ke Semen Padang dan sebagian lagi ke Persisam Samarinda.
Akibatnya, Persibo jadi keteteran. Dalam laga Asian Football Federation (AFC) di Myanmar, 26 Februari lalu, Laskar Angling Darmo hanya membawa 15 pemainnya. Pelatih Persibo Gusnul Yakin, mengaku prihatin dengan kondisi ini. Sesuai standar, tim yang harus dibawa untuk main tandang, minimal 18 pemain.
Presiden Boromania, Jalmo Priyanto, mempertanyakan konsorsium PT LPI. Menurutnya, untuk kebutuhan sehari-hari, pengurus Persibo harus pontang-panting kesana-kemari. “Kami dari suporter sangat prihatin,” tegasnya kepada Tempo, kemarin.
Karena itu Boromania akan terus mengupayakan dana agar klub kebanggaan mereka bisa eksis mengikuti LPI. “Kondisinya dilematis, karena untuk kegiatan keseharian tak ada dana, sementara dari segi target ingin mengejar prestasi tertinggi.
SUJATMIKO