Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Skandal FIFA Tak Pengaruhi Sanksi untuk Indonesia

image-gnews
Joseph S. Blatter. AP/Keystone/Walter Bieri
Joseph S. Blatter. AP/Keystone/Walter Bieri
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Jamal Azis, mengatakan penangkapan pejabat teras Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) yang dicurigai terkena suap tak akan menyurutkan langkah lembaganya untuk meminta dukungan agar Kementerian Pemuda dan Olahraga membatalkan surat pembekuan PSSI. Menurut dia, penangkapan itu justru semakin memberikan keyakinan jika sepak bola tidak bisa disuap.

“Kami masih akan tetap melakukan langkah agar Kemenpora mencabut surat pembekuan dan meninjau keberadaan BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia). Soal pencabutan pembekuan ini pak Jusuf Kalla juga sudah memberikan lampu hijau,” kata Jamal saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 27 Mei 2015.

Menurut Jamal,  penangkapan pejabat FIFA tidak akan berpengaruh terhadap ancaman sanksi FIFA pada Indonesia, karena Menpora telah dinilai ikut campur tangan urusan PSSI. Menurut dia, Kemenpora harus segera mencabut surat pembekuan sebelum 29 Mei 2015 sesuai tenggat yang diberikan FIFA. “Cabut surat Menpora (pembekuan PSSI)  agar  Indonesia tidak kena sanksi dan roda sepak bola bisa berjalan lagi,” katanya.

Menpora membekukan PSSI April lalu karena mengakabikan BOPI yang tidak merekomendasikan Persebaya dan Arema Cronus mengikuti kompetis Liga Indonesia (Liga Bank Nasional Qatar). Masalah kepemilikan dua klub itu dinilai masih belum diselesaikan dengan tuntas. BOPI adalah lembaga di bawah kantor Menpora yang berwenang memberi rekomendasi layak tidaknya pertandingan atau kompetisi olahraga.

Jamal meminta agar penangkapan pengurus FIFA tidak dinilai sebagai kebobrokan lembaga sepak bola dunia tersebut. Menurut dia, penangkapan itu justru menjadi bukti ketatnya pengawasan yang dilakukan FIFA terhadap para seluruh anggota dan pengurusnya. “Ini pembuktian begitu bersih dan ketatnya pengawasan FIFA terhadap kasus pengaturan pertandingan, pencucian uang, dan suap. Kami dari PSSI juga sudah melakukan kerja sama intelejen dengan radar sport untuk mengawasi praktik tersebut,” ujar dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada Rabu pagi, 27 Mei 2015, sejumlah pejabat FIFA ditangkap oleh Kepolisian Swiss di Hotel Bintang lima di kawasan Zurich. Penangkapan dilakukan atas permintaan Departemen Kehakiman Amerika Serikat yang sebelumnya telah menyelidiki tuduhan korupsi di FIFA. Penangkapan dilakukan saat para perwakilan berkumpul menjelang Kongres FIFA.

Ada sekitar 10 pejabat senior yang diduga terlibat dalam kasus dugaan penggelapan, pemerasan, dan pencucian uang. Beberapa nama yang disebut ditangkap adalah Jeffrey Web dari Kepulauan Cayman. Dia menjabat Wakil Presiden Komite Eksekutif. Nama lainnya adalah  Eugenio Figueredo dari Uruguay yang menjabat Wakil Presiden Eksekutif sekaligus Presiden Asosiasi Sepakbola Amerika Selatan, Jack Warner dari Trinidad dan Tobago yang merupakan mantan anggota Komite Eksekutif.

Mereka diduga terlibat dalam permainan di penawaran hak siar TV, pemasarannya, serta suap saat pemilihan tuan rumah Piala Dunia. Saat ini Departemen Kehakiman Amerika Serikat tengah mencari cara mengekstradisi para pejabat yang ditangkap tersebut.

ANGGA SUKMAWIJAYA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

21 Desember 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter. REUTERS
Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

Sepp Blatter mengatakan telah mencoba mengendalikan bisnis tetapi telah berulang kali gagal.


Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

12 November 2022

Seorang pria berdiri di samping patung Piala Dunia di kawasan Stadion Lusail di Lusail, Qatar, 10 November 2022.  Stadion Lusail memiliki kapasitas mencapai 80 ribu penonton. Lokasi stadion tersebut berada di Utara Doha, Qatar. REUTERS/Marko Djurica
Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

The Guardian merilis laporan adanya dugaan suap kepada para pejabat FIFA untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.


Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

9 November 2022

Stadion Lusail akan menjadi tuan rumah pertandingan final Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Desainnya mencerminkan mangkuk kerajinan tangan yang ditemukan di seluruh dunia Arab dan Islam selama kebangkitan peradaban. Stadion ini berkapasitas 80.000 kursi. Qatar2022.qa
Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.


Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

19 Oktober 2022

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Induk Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 18 Oktober 2022. Dalam pertemuan tersebut Pemerintah Indonesia dan FIFA sepakat untuk melakukan transformasi menyeluruh sepak bola Indonesia serta memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan FIFA. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

Gianni Infantino bertemu Presiden Jokowi bicarakan persepakbolaan nasional setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini profil Presiden FIFA.


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

22 Desember 2020

Sepp Blatter. AP/Matthias Schrader
FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

Badan sepak bola dunia atau FIFA mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan gugatan kriminal terhadap mantan presidennya, Sepp Blatter.


Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (AP/Michael Probst)
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.


Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (beinsports.com)
Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.


FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

3 Mei 2020

Sepp Blatter. AP/Matthias Schrader
FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA mendesak Kejaksaan Agung Swiss melanjutkan proses penyelidikannya terhadap kasus pelanggaran hukum Sepp Blatter.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.