TEMPO.CO, Wellington – Pejabat Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) kebingungan menutup konferensi pers di Selandia Baru, Kamis, 28 Mei 2015, karena dibanjiri pertanyaan seputar skandal di FIFA baru-baru ini. Sejumlah pejabat tinggi FIFA, termasuk dua Wakil Presiden FIFA, ditangkap dan ditahan polisi Swiss pada Rabu pagi, 27 Mei 2015, karena diduga terlibat kasus penyuapan dan pencucian uang. Penangkapan dan penahanan itu dilakukan atas pemintaan polisi Amerika Serikat, yang ingin mengekstradisi mereka ke AS.
Konferensi pers itu dilakukan untuk mempromosikan Piala Dunia U-20 yang akan berlangsung di Selandia Baru pada 30 Mei-20 Juni 2015. Piala Dunia U-20 pernah memunculkan Lionel Messi, yang kemudian menjadi ikon sepak bola dunia. Namun para wartawan setempat memberondong para pejabat FIFA yang hadir dengan pertanyaan seputar skandal yang sedang menimpa FIFA sehingga enam pejabatnya ditangkap dan ditahan polisi Swiss.
"Di sini kita tidak ingin menjawab pertanyaan apa pun yang berkaitan dengan hal itu," kata Ketua Panitia Piala Dunia U-20 FIFA Marion Mayer-Vorfelder kepada para reporter di Auckland. "Semua pertanyaan tentang hal itu sebaiknya ditanyakan ke rekan-rekan kami di Zurich (Swiss). Kami ingin berfokus pada Piala Dunia U-20 selagi tim-tim terbaik dunia ada di sini.”
Manajer Operasional Media FIFA Monika Huser berulang kali menyatakan mereka tidak terkait dengan para bos mereka di Swiss. “Kami tidak ingin membicarakan soal itu,” katanya. “Kita tidak bisa berbicara tentang apa yang baru saja terjadi di Zurich, meskipun kita ingin membicarakannya lebih jauh. Kami sedang menunggu arahan lebih lanjut.”
FIFA kini dalam kemelut menyusul penangkapan dan penahanan tujuh pejabat terasnya oleh polisi Swiss. Mereka dicurigai menerima suap 150 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 1,9 triliun selama 24 tahun. Kontroversi ini telah menodai Kongres FIFA, yang salah satu agendanya adalah pemilihan presiden organisasi itu, Jumat, 29 Mei 2015.
Mulanya para ofisial sepak bola dan politikus Selandia Baru berusaha mengambil jarak dari skandal di FIFA itu dengan mengulang-ulang pesan bahwa hal itu tidak akan berdampak terhadap Piala Dunia U-20 di Selandia Baru. “Kami tidak mengambil langkah antisipasi dalam kaitan dengan kejadian di Zurich,” tutur ketua panitia Piala Dunia U-20 setempat, Dave Beeche. “Situasinya terus berkembang. Namun kami berfokus pada tugas kami dan sedang melakukan persiapan akhir untuk memastikan kegiatan ini menjadi hebat.”
Sponsor lokal yang dihubungi Reuters juga menolak membicarakan skandal itu. Para politikus negeri itu pun menyatakan korelasi kejadian di Swiss dengan Piala Dunia U-20 di Selandia Baru tipis.
REUTERS | AGUS BAHARUDIN