Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sponsor FIFA Mulai Ancam Enggan Danai Lagi

image-gnews
Petugas FBI membawa kardus berisikan dokumen setelah menggeledah kantor CONCACAF (Confederation of North, Central America and Caribbean Association Football) di Miami Beach, Florida, 27 Mei 2015. Sebanyak delapan pejabat FIFA ditangkat karena dugaan terlibat korupsi, pemerasan dan penipuan. REUTERS/Javier Galeano
Petugas FBI membawa kardus berisikan dokumen setelah menggeledah kantor CONCACAF (Confederation of North, Central America and Caribbean Association Football) di Miami Beach, Florida, 27 Mei 2015. Sebanyak delapan pejabat FIFA ditangkat karena dugaan terlibat korupsi, pemerasan dan penipuan. REUTERS/Javier Galeano
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -Visa Inc telah berkata kepada FIFA bahwa pihaknya bisa saja menghentikan mensponsori badan sepak bola dunia itu jika tidak mengambil langkah cepat dalam memulihkan reputasi sepak bola setelah para pejabat senior FIFA ditangkap karena sangkaan suap dan korupsi.

Pernyataan dari Visa yang menjadi mitra FIFA pada 2007 dan belum lama ini memperpanjang hubungannya sampai 2022, sejauh ini adalah sponsor yang paling tajam mengeluarkan pernyataan keprihatinannya pada skandal yang menggulung olah raga paling populer di dunia itu.

"Kekecewaan dan keprihatinan kami kepada FIFA menyangkut perkembangan hari ini adalah mendalam. Sebagai pihak sponsor, kami mengharapkan FIFA mengambil langkah cepat dan segera dalam mengatasi masalah-masalah di dalam organisasinya,"  demikian pernyatan perusahaan penerbit kartu kredit dan kartu debit terbesar di dunia itu.

Menurut Visa, langkah ini dimulai dari membangun kembali budaya dengan praktik etik yang kuat.  "Jika FIFA gagal melakukan hal ini, kami telah memberi tahu mereka bahwa kami akan meninjau kembali kesponsoran kami."

Rabu waktu Amerika Serikat para jaksa negeri ini menyampaikan dakwaan yang menuduh sembilan pejabat FIFA dan lima eksekutif media dan promosi olah raga melakukan penyuapan yang melibatkan lebih dari 150 juta dolar AS selama 24 tahun.

Dakwaan itu juga mengatakan bahwa pada 1996, sebuah perusahaan olah raga global, yang tidak disebutkan namanya dalam dokumen pengadilan, setuju membayar 160 juta dolar AS selama 10 tahun untuk menjadi pemasok eksklusif sepatu, seragam, aksesoris, dan perlengkapan timnas Brasil.  Namun yang jelas sejauh ini hanya Nike Inc yang dikenal menjadi sponsor timnas Brasil.

Dakwaan itu menyatakan perusahaan itu menyepakati syarat-syarat finansial, bukan pada kontrak perdana yang termasuk pembayaran tambahan 40 juta dolar AS dalam bentuk "fee pemasaran" kepada sebuah afiliasi agen pemasaran tim yang memiliki sebuah rekening bank Swiss.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jaksa Agung AS Loretta Lynch menolak mengomentari apakah ada kelayakan untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki hak memasarkan dan apakah mereka juga diinvestigasi.

Namun Lynch menyatakan "investigasi berlanjut dan menyangkut semua aspek."
Dia menolak mengomentari apakah salah satu perusahaan itu Nike.

Nike sendiri kemudian mengeluarkan pernyataan, "Sebagaimana para penggemar di mana saja, kami peduli sepenuh hati kepada olah raga ini dan prihatin oleh sangkaan-sangkaan yang sangat serius ini."

"Nike mempercayai etika dan fair play baik dalam bisnis maupun olah raga dan sangat menentang segala bentuk manipulasi atau suap. Kami telah kooperatif dan akan terus demikian, dengan pihak berwenang," kata Nike seperti dikutip Reuters.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (AP/Michael Probst)
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.


Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (beinsports.com)
Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Sepp Blatter berjalan meninggalkan ruang jumpa pers di markas FIFA di Zurich, Swiss, 3 Juni 2015. Blatter mundur setelah badan sepak bola dunia tersebut diguncang skandal korupsi. VALERIANO DI DOMENICO/AFP/Getty Images
Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Suasana stadion Internasional Khalifa di  Doha, Qatar, 18 Mei 2017. REUTERS/Ibraheem Al Omari/File Photo
Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.


Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Pemain Inggris, Jesse Lingard, mencetak gol ke gawang Belanda dalam laga persahabatan menjelang Piala Dunia 2018, 23 Maret 2018. REUTERS/Michael Kooren
Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.


Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Diego Armando Maradona (kedua kanan) dan Presiden FIFA, Gianni Infantino berfoto bersama usai mengikuti turnamen FIFA Legends menjelang upacara penghargaan FIFA di Zurich, Swiss, 9 Januari 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann
Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.


FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

Aksi demo warga Chehnya saat memberikan dukungan untuk pemimpin mereka, Ramzan Kadyrov dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Grozny, Chechnya, 22 Januari 2016. Dok
FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.


Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Pemain timnas Jepang, Yuya Osako berebut bola dengan pemain timnas Arab Saudi, Osama Hawsawi dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Saitama Stadium, Jepang, 15 November 2016. Dengan kemenangan ini, Jepang sementara menempel Arab Saudi di puncak klasemen dengan sama-sama mengumpulkan 10 poin. REUTERS/Toru Hanai
Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.