Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepp Blatter Mundur, Transparansi FIFA Digugat  

Editor

Hari prasetyo

image-gnews
Pengunjuk rasa membawa poster dan menggunakan pakaian seperti Presiden FIFA Sepp Blatter saat melakukan protes saat berlangsungnya Kongres FIFA ke-65 di Hallenstadion, Zurich, Swiss, 28 Mei 2015. Pengunjuk rasa meminta Sepp Blatter mengundurkan diri dari jabatannya karena skandal di lembaga FIFA. Gian Vaitl/AP Images for Avaaz
Pengunjuk rasa membawa poster dan menggunakan pakaian seperti Presiden FIFA Sepp Blatter saat melakukan protes saat berlangsungnya Kongres FIFA ke-65 di Hallenstadion, Zurich, Swiss, 28 Mei 2015. Pengunjuk rasa meminta Sepp Blatter mengundurkan diri dari jabatannya karena skandal di lembaga FIFA. Gian Vaitl/AP Images for Avaaz
Iklan

TEMPO.CO, Zurich - Konferensi pers mengenai rencana pengunduran diri Sepp Blatter pada Rabu dinhari, 3 Juni 2015, sebagai presiden FIFA, disambut gembira oleh sejumlah anggotanya termasuk Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).

FA termasuk yang paling gencar mengkritik kepemimpinan Blatter di FIFA dalam tiga tahun terakhir. “Ini berita bagus buat sepak bola. Ini seharusnya terjadi terjadi beberapa tahun lalu,” kata Ketua FA, Greg Dyke.

“Jadwal tidak menjadi masalah. Harus ada akar dan cabang investigasi dari FIFA. Semua hal harus berjalan secara transparan dalam masa depan.

Tuduhan terbaru mengenai perbuatan korupsi di FIFA melibatkan Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke. Ia diduga menyuap Presiden CONCACAF, Jack Warner, sebesar US$ 10 juta pada 2008 untuk melicinkan jalan Afrika Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010.

Valcke mendadak mencoret jadwal kunjungannya ke Kanada untuk menghadiri acara pembukaan Piala Dunia Wanita yang akan berlangsung di Commonwealth Stadium, akhir pekan nanti.

Sepp Blatter mengatakan akan mundur sebagai presiden badan sepak bola dunia, FIFA, karena skandal korupsi. Pria asal Swiss berusia 79 tahun itu juga meminta digelar kongres FIFA luar biasa secepat mungkin untuk memilih presiden baru.

Blatter terpilih untuk kelima kalinya sebagai presiden FIFA dalam pemilihan di markas mereka di Zurich, Swiss, meski tujuh pejabat teras FIFA telah ditangkap pada dua hari sebelumnya oleh otoritas keamanan di sana atas permintaan pihak Amerika Serikat yang sudah lama menyelidiki tindakan korupsi 7 orang itu.

Blater mengatakan, “Mandat saya tampaknya tidak didukung oleh semua orang,” pada Rabu, 3 Juni 2015. “Kongres luar biasa FIFA berikutnya akan berlangsung di Mexico City pada 13 Mei 2016,” Blatter melanjutkan dalam konferensi persnya itu.

“Hal ini akan menciptakan penundaan yang tidak perlu. Saya akan mendesak komite eksekutif untuk mengatur kongres luar biasa buat pemilihan pengganti saya pada kesempatan pertama,” kata Blatter lagi. “Ini perlu dilakukan sejalan dengan undang-undang FIFA dan kita harus memberikan waktu yang cukup buat kandidat terbaik untuk menampilkan diri dan berkampanye.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kongres luar biasa FIFA diharapan akan berlangsung antara Desember 2015 dan Maret 2016.

Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) ini menjadi pusat perhatian dunia pekan lalu setelah penangkapan tujuh pengurus terasnya di sebuah hotel mewah di Zurich, Swiss, pada Rabu pagi waktu setempat, 27 Mei 2015. Saat itu mereka akan menghadiri Kongres FIFA yang berpuncak pada pemilihan presiden FIFA pada Jumat 29 Mei 2015.

Mereka yang ditangkap adalah Jeffrey Webb, presiden CONCACAF –asosiasi sepak bola Amerika Utara, Tengah, dan Karibia- dan wakil presiden FIFA. Lantas Eugenio Figueredo, pejabat teras di CONMEBOL (Amerika Selatan), Eduardo Li (presiden Asosiasi Sepakbola Kosta Rika), Rafael Esquivez (pemimpin sepak bila Venezuela), Jose Maria Marin (anggota komite FIFA), Julio Rocha (pejabat pengembangan FIFA), dan Costa Takkas (pimpinan CONCACAF). Mereka ditangkap oleh aparat keamanan Swiss atas permintaan Departemen Kehakiman Amerika Serikat berdasarkan dakwaan dari pengadilan federal di Brooklyn.

Dan, tidak cuma 7 orang yang ditangkap itu yang diduga terlibat dalam tindak korupsi berupa penyuapan, penerimaan suap, pencucian uang, penggelapan hak siar, dan pemerasan dalam 20 tahun terakhir. Tapi, ada 7 orang lainnya yang masih berada di luar dan dicurigai terlibat.

Pemerintah Swiss juga menyelidiki adanya tindakan kejahatan korupsi dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 yang menghebohkan itu –dengan Rusia dan Qatar terpilih sebagai tuan rumah. “Saya sangat terkait dengan FIFA dan kepentingannya. Kepentingan-kepentingan yang saya sayangi dan ini mengapa saya mengambil keputusan itu,” kata Blatter.

“Yang paling penting buat sata adalah lembaga FIFA dan sepak bola di seluruh dunia. Saya benar-benar telah mempertimbangkan dan berpikir tentang jabatan presiden saya dan 40 tahun terakhir dalam hidup saya,” kata Blatter yang sudah memimpin FIFA selama 17 tahun. “Tahun-tahun ini berhubungan erat dengan FIFA dan olahraga sepak bola yang indah ini. Saya menghargai dan mencintai FIFA lebih dari apapun,” Blatter melanjutkan.

“Saya hanya ingin berbuat yang terbaik untuk FIFA dan lembaga ini. Saya memutuskan untuk mencalonkan lagi (sebagai presiden FIFA untuk kelima kalinya) sebagai pilihan terbaik untuk sepak bola. Pemilihan sudah ditutup tapi tantangan yang kita hadapi belum berakhir,” kata Blatter.

BBC | GUARDIAN | THE NEW YORK TIMES | DWI RIYANTO | HARI PRASETYO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

21 Desember 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter. REUTERS
Sepp Blatter Mengaku Gagal Melindungi Sepak Bola dari Intervensi Politik dan Bisnis

Sepp Blatter mengatakan telah mencoba mengendalikan bisnis tetapi telah berulang kali gagal.


Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

12 November 2022

Seorang pria berdiri di samping patung Piala Dunia di kawasan Stadion Lusail di Lusail, Qatar, 10 November 2022.  Stadion Lusail memiliki kapasitas mencapai 80 ribu penonton. Lokasi stadion tersebut berada di Utara Doha, Qatar. REUTERS/Marko Djurica
Kilas Balik Pemilihan Qatar sebagai Tuan Rumah Piala Dunia 2022 dan Skandal Suap FIFA

The Guardian merilis laporan adanya dugaan suap kepada para pejabat FIFA untuk memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.


Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

9 November 2022

Stadion Lusail akan menjadi tuan rumah pertandingan final Piala Dunia FIFA Qatar 2022. Desainnya mencerminkan mangkuk kerajinan tangan yang ditemukan di seluruh dunia Arab dan Islam selama kebangkitan peradaban. Stadion ini berkapasitas 80.000 kursi. Qatar2022.qa
Sepp Blatter Sebut Qatar Sebagai Pilihan Buruk untuk Piala Dunia 2022

Mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, mengatakan seharusnya yang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 adalah Amerika Serikat.


Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

19 Oktober 2022

Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Presiden Induk Asosiasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Gianni Infantino memberikan keterangan kepada wartawan usai melakukan pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa 18 Oktober 2022. Dalam pertemuan tersebut Pemerintah Indonesia dan FIFA sepakat untuk melakukan transformasi menyeluruh sepak bola Indonesia serta memastikan semua aspek pertandingan berjalan sesuai dengan standar keamanan yang ditetapkan FIFA. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Profil Gianni Infantino, Presiden FIFA yang Bertemu Presiden Jokowi

Gianni Infantino bertemu Presiden Jokowi bicarakan persepakbolaan nasional setelah Tragedi Kanjuruhan. Ini profil Presiden FIFA.


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

22 Desember 2020

Sepp Blatter. AP/Matthias Schrader
FIFA Ajukan Gugatan Kriminal pada Mantan Presidennya, Sepp Blatter

Badan sepak bola dunia atau FIFA mengumumkan bahwa mereka telah mengajukan gugatan kriminal terhadap mantan presidennya, Sepp Blatter.


Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (AP/Michael Probst)
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.


Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (beinsports.com)
Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.


FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

3 Mei 2020

Sepp Blatter. AP/Matthias Schrader
FIFA Desak Swiss Lanjutkan Penyelidikan Kasus Hukum Sepp Blatter

Badan Sepak Bola Dunia atau FIFA mendesak Kejaksaan Agung Swiss melanjutkan proses penyelidikannya terhadap kasus pelanggaran hukum Sepp Blatter.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.