TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum PSSI Djohar Arifin mengundurkan diri dari posisi Dewan Kehormatan PSSI hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 2015. Djohar menjelaskan pengunduran dirinya disebabkan tak diakuinya PSSI di bawah kepemimpinan La Nyalla Mattalitti oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Menurut dia, dengan tak diakuinya PSSI oleh Kemenpora, maka kecil kemungkinan baginya untuk bisa menengahi konflik yang tengah terjadi antara Kemenpora dengan PSSI. "Peluang saya untuk mendamaikan kecil dan jika saya bertahan di sana, Dewan Kehormatan, itu hanya membuang-buang energi," katanya ketika dihubungi Tempo, Rabu, 1 Juli 2015.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi sempat diminta Dewan Permintaan Rakyat (DPR) untuk bertemu dengan PSSI untuk membicarakan konflik yang terjadi antara kedua lembaga itu. Menteri Imam kemudian lebih memilih bertemu Djohar karena mereka tak mengakui kepengurusan PSSI di bawah La Nyalla yang dianggap terbentuk setelah badan sepak bola nasional itu dibekukan.
Kehadiran Djohar untuk memenuhi undangan tersebut dianggap tak etis oleh PSSI. Ia bahkan sempat diancam akan disidang secara etik.
Djohar menjelaskan pengunduran dirinya terhitung sejak tanggal 24 Juni lalu saat dia menyerahkan surat pengunduran diri pada PSSI. Dia menuturkan, tak ada ancaman atau tekanan dari siapa pun atas keputusannya tersebut. "Saya happy banget atas keputusan yang saya ambil," ujarnya.
Walaupun telah mundur dari Dewan Kehormatan, Djohar optimistis bisa mendamaikan Kemenpora dengan PSSI. "Walaupun saya mundur, saya tetap mencari peluang perdamaian," ucapnya.
GANGSAR PARIKESIT