TEMPO.CO, Santiago – Usianya masih 10 tahun ketika Alexis Sanchez memutuskan menjadi penari akrobat di Jalan Cuarta Poniente--nama jalan yang kini sudah diganti menjadi Alexis Sanchez, Santiago, Cile. Tanpa alas kaki, bocah itu berkali-kali melakukan salto.
"Orang-orang meminta saya melakukan salto, lalu mereka akan memberi saya 50 atau 100 peso (setara Rp 2.000)," kata Sanchez kepada Metro, beberapa waktu lalu.
Bagi Sanchez kecil, menjadi penari salto adalah pekerjaan sampingan. “Profesi” utamanya adalah tukang cuci mobil. Semua dilakukannya untuk bertahan hidup.
Namun, seperti anak Amerika Latin lain, Sanchez pun tahu caranya bersenang-senang. Ia menghibur dirinya dengan bermain sepak bola di jalan.
Baca juga:
Hotman Paris Ungkap Perilaku Janggal Putri Margriet
Kisah Bocah Diduga Digergaji: Begini Pengakuan Si Ibu
Siapa yang menyangka bahwa 15 tahun kemudian penari salto dan tukang cuci mobil itu menjelma menjadi bintang sepak bola dan bahkan pahlawan bagi rakyat Cile.
Kemarin dinihari, Sanchez menjadi penentu kemenangan Cile atas Argentina dalam drama adu penalti di babak final Copa America 2015 yang berlangsung di Estadio Nacional, Santiago.
Gol terakhir yang dicetaknya membuat Cile menang dengan skor 4-1. "Gol Sanchez memberikan kami kebahagiaan luar biasa," kata pelatih tim nasional Cile, Jorge Sampaoli, seperti dikutip dari Goal, kemarin.
Kemenangan ini membuat rakyat Cile berpesta. Mereka turun ke jalan-jalan di Kota Santiago untuk merayakannya. Maklum, selama 99 tahun mengikuti Copa America, mereka baru kali ini menjadi juara.
Sanchez sendiri merayakan kemenangan ini bersama para pemain lain di ruang ganti. Ia mengunggah foto dirinya sedang memegang trofi sambil menggigit medali.
THE TELEGRAPH | ESPN FC | MUNDO DEPORTIVO | DWI RIYANTO AGUSTIAR