TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meminta agar klub divisi utama tetap ikut Piala Kemerdekaan. Kalaupun ada larangan dari Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Imam meminta agar klub tak menggubrisnya.
Imam menyayangkan larangan yang dikeluarkan oleh PSSI. Menurut dia, larangan itu justru akan menghambat karier para pemain. "Pemain dan klub harus melawan, dong. Masak, ada orang mau menghambat bikin kompetisi diam saja," kata Imam setelah melakukan sidang kabinet di kantor Presiden, Jakarta, Senin, 6 Juli 2015.
Imam juga meminta agar klub tak mengkhawatirkan ancaman degradasi dari PSSI andai tak mengikuti turnamen di bawah federasi. Bahkan Imam menduga ada agenda tersembunyi di balik keengganan klub mengikuti turnamen bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga.
"Jangan-jangan ini skenario mafia juga agar sepak bola hancur," ujarnya. Walaupun begitu, dia mengatakan hingga saat ini Kementerian belum bertemu dengan PSSI untuk membahas solusi atas larangan tersebut.
Imam mengklaim bahwa persiapan turnamen tersebut sudah hampir selesai dan tetap akan digulirkan mulai 1 Agustus 2015. Rencananya, kata dia, turnamen akan diadakan di lima kota.
Turnamen Piala Kemerdekaan akan digelar mulai 1 Agustus mendatang, tapi tempatnya baru akan ditentukan kemudian. Sebanyak 21 klub menyatakan ikut serta. Dari jumlah itu, 18 klub di antaranya berasal dari Divisi Utama PSSI yang telah menandatangani pakta integritas Piala Kemerdekaan.
Kementerian selaku penyelenggara turnamen ini juga menyediakan hadiah uang pembinaan Rp 500 juta untuk juara, Rp 300 juta untuk pemenang pertama, dan Rp 100 juta untuk pemenang ketiga. Menurut Menpora, hadiah dan uang penyelenggaraan turnamen ini didapat dari sponsor.
PSSI telah memberikan surat imbauan kepada klub-klub agar tidak mengikuti turnamen maupun kompetisi yang diselenggarakan Kementerian.
FAIZ NASHRILLAH