TEMPO.CO, London - Persatuan sepak bola Inggris (FA) mendukung Michel Platini menjadi Presiden FIFA. Pemilihan Presiden FIFA dijadwalkan berlangsung 26 Februari mendatang di Swiss, bersamaan dengan Kongres Luar Biasa FIFA.
Platini ingin mengubah citra badan sepak bola dunia itu setelah dilanda skandal besar suap dan korupsi. Pemilihan Presiden FIFA nanti untuk menggantikan Presiden FIFA Sepp Blatter, 79 tahun, yang mengundurkan diri karena desakan dari hampir seluruh penjuru dunia.
Blatter dipilih menjadi Presiden FIFA untuk masa kerja periode kelima kalinya pada Kongres FIFA di Swiss, 29 Mei lalu. Namun empat hari kemudian ia mengundurkan diri. FIFA dilanda skandal besar suap dan korupsi yang mencapai puncaknya dengan penangkapan tujuh pejabat terasnya, termasuk dua wakil presidennya oleh polisi Swiss menjelang Kongres FIFA lalu. Penangkapan ini didasarkan pada hasil penyelidikan FBI atau Biro Penyelidik Federal AS.
"Kami menginginkan calon yang reformis,” kata Ketua FA Greg Dyke. "Kami yakin dia (Platini) akan mereformasi FIFA sebagaimana mestinya.”
Platini, yang mantan pemain gelandang serang Prancis, agaknya akan menghadapi sejumlah calon, di antaranya Pangeran Ali Bin al-Hussein, Presiden Persatuan Sepak Bola Liberia Musa Bility, bos industri Hyundai Korea Selatan Chung Mong-joon, dan konsultan sepak bola internasional dari Prancis Jerome Champagne.
Dyke mengatakan, "Kami mengerti bakal ada sejumlah calon sebagai hasil debat yang keras dan sehat. Namun demikian, kami tidak ingin menganggap remeh siapa pun untuk memimpin organisasi yang telah kotor itu. Seluruh struktur FIFA harus ditinjau ulang dan diubah secara mendasar.”
Platini mandapat tentangan FA saat pencalonan Qatar sebagai tuan rumah penyelenggara Piala Dunia 2022. Tokoh sepak bola berusia 60 tahun itu memenangkan negara teluk tersebut mesipun keprihatinan menyelimuti negara yang nemiliki catatan pelanggaran hak azasi manusia dan suhu udara yang sangat panas di musim panas.
Namun tidak semua sependapat soal Platini. Pangeran Ali, Bility, dan Chung Mong-joon menyebut Platini sebagai pilihan yang buruk pengganti Blatter. Pangeran Ali, yang menjadi saingan Blatter pada pemilihan Presiden FIFA lalu, menyatakan FIFA butuh gagasan baru, kepemimpinan yang independen, dan tak terkait dengan praktek yang lalu.
Bility sependapat soal itu dan menambahkan program sepak bola yang akan dibawa Platini adalah kekacauan dan banyak masalah lagi.
BBC | AGUS BAHARUDIN