TEMPO.CO, Jakarta - Megabintang sepak bola Lionel Messi menerima kritik dari Human Rights Foundation (HRF) atas kunjungannya ke Gabon. Seperti yang dilansir ESPN FC, aksi Messi tersebut dinilai menunjukkan dukungannya terhadap rezim diktator Gabon.
Kehadiran penyerang Barcelona berusia 28 tahun di Gabon, bertujuan untuk peletakan batu pertama pembangunan stadion Port-Gentil yang digunakan sebagai panggung turnamen Piala Afrika 2017. Di sana Messi juga bertemu dengan presiden Ali Bongo Ondimba yang mengajaknya berkeliling ibukota Libreville.
Presiden HRF Thor Halvorssen menyampaikan bahwa Messi merusak kredibilitas yayasan amalnya sendiri dengan memenuhi permintaan keluarga Bongo. "Messi mengklaim dirinya mendukung hak anak dan bahkan ia didapuk sebagai duta besar UNICEF untuk mempromosikan pendidikan pemuda, tapi ia justru menyokong rezim pencuri yang menolak menyelidiki pembunuhan anak-anak di Gabon," tulis Thor dalam situs resmi HRF.
Sebelum komentar Thor muncul, Bongo berdalih kunjungan Messi ke negaranya merupakan sebuah janji sang pemain. "Ketika saya di Barcelona beberapa tahun lalu, saya bertemu Messi, dan dia mengatakan akan mengunjungi saya di Libreville. Ia berjanji padaku saat itu," ujar Bongo.
Tapi HRF terus melancarkan kritiknya kepada pemain yang telah mengoleksi 4 Ballon d'Or itu. Bagi mereka, kehadiran Messi di sebuah negara yang seperlima populasinya hidup dengan penghasilan di bawah US$ 2 per hari, seharusnya bisa dihindari. "Jika Messi ingin berkontribusi hal baik di Gabon, ketimbang berpesta dengan kaum otoriter lebih baik Messi menyatakan solidaritasnya kepada oposisi yang dianiaya dan menekan rezim untuk menyelidiki ritual pembunuhan anak-anak," kecam ketua strategi HRF Alex Gladstein.
Kritik ini menjadi yang kedua kalinya dialami Messi menyusul kabar kunjungannya ke Gabon. Sebelumnya ia dicibir akibat hanya mengenakan kaos t-shirt dan celana jins pendek saat pertama kali tiba di Gabon dan menemui sang presiden. Anggota partai oposisi setempat menyebut gaya berpakaian Messi seperti sedang bertamasya ke kebun binatang.
Gabon sendiri akan menyelenggarakan turnamen Piala Afrika untuk kedua kalinya setelah peran mereka sebelumnya sebagai tuan rumah bersama Guinea Ekuatorial pada 2012 silam. Status tuan rumah 2017 mereka peroleh setelah menyingkirkan dua kandidat lain yaitu Aljazair dan Ghana setelah Libya mengundurkan diri sebagai tuan rumah karena perang saudara.
ESPN FC I BINTORO AGUNG S