TEMPO.CO, Bangkalan - Pelatih kesebelasan Kalteng Putra FC, Eko Tamamie, menilai buruknya sistem penjadwalan pertandingan oleh panitia Piala Kemerdekaan sebagai biang kerok kekalahan timnya dalam laga perempat final melawan Persepam Madura Utama (PMU).
Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Gelora Bangkalan, Jawa Timur, tersebut, Eko Prasetyo cs kalah dengan skor telak 5-1 oleh anak asuh Jaya Hartono. "Jadwal yang buruk membuat pemain kami kurang istirahat," kata Eko, Sabtu malam, 29 Agustus 2015.
Eko menjelaskan, setelah 16 hari berada di Medan untuk menjalani lima pertandingan babak penyisihan, pemain Kalteng Putra baru tiba dari Medan pada Jumat sekitar pukul 02.00. "Naik pesawat tiga jam. Ini melelahkan," ucap Eko.
Anak asuhnya, ujar Eko, hanya punya waktu beristirahat selama satu hari dan pada Sabtu malam sudah harus bertanding dengan Persepam MU. "Kami sudah minta jadwal diundur, tapi tidak bisa," tutur Eko.
Eko berharap soal penjadwalan ini menjadi pelajaran bagi Tim Transisi, agar dalam pengaturan jadwal pertandingan ke depan dapat memberikan waktu istirahat yang cukup kepada pemain, sehingga tim yang akan bertanding sama-sama dalam kondisi terbaik. "Tapi kami maklumi. Ini pengalaman pertama Tim Transisi Kemenpora menggelar kompetisi."
Sistem penjadwalan pertandingan babak delapan besar Piala Kemerdekaan juga dikeluhkan pelatih Persepam Madura Utama, Jaya Hartono. Jaya meminta penjadwalan lebih fleksibel dan lintas grup.
Jaya mencontohkan, juara Grup D bisa dipertemukan dengan runner up Grup A. Tim yang lolos dipertemukan dengan juara Grup C. Dengan cara ini, Jaya yakin kekuatan setiap tim akan benar-benar teruji, sehingga tim terkuat layak juara.
"Saat ini tidak, Grup A hanya dipertemukan Grup B. Sepanjang babak delapan besar hanya akan bertanding dengan tim yang itu-itu juga, kecuali di babak final," tutur Jaya.
MUSTHOFA BISRI