TEMPO.CO, Jakarta - Albania sukses merebut tiket ke putaran final Piala Eropa 2016 setelah menekuk Armenia dengan skor 3-0 dalam laga penyisihan Grup I yang berlangsung di Vazgen Sargsyan Republican Stadium, Senin dinihari.
Ini menjadi sejarah baru bagi negeri dengan penduduk 2,7 juta jiwa tersebut. Sebab, mereka tak pernah lolos ke putaran final turnamen besar sejak 1954. Padahal Albania adalah salah satu negara pendiri UEFA.
Namun catatan buruk tersebut sudah berakhir. Albania lolos. Sembilan pemain mereka yang bermain di liga-liga elite Eropa menjadi motor penggerak tim. Selain itu, lolosnya Albania terjadi karena adanya sedikit keberuntungan.
Seperti diketahui, Albania dan Serbia sudah lama berseteru dalam perang Balkan. Kedua tim, secara kebetulan, berada di grup yang sama, yakni Grup I. Mereka bersama Portugal, Denmark, dan Armenia.
Pada 14 Oktober 2014, Albania bertemu dengan Serbia di Stadion Partizana, Beograd. Kedua tim sedang bertanding ketika sebuah drone melintas sambil membawa bendera Albania. Drone itu menari-nari di atas stadion.
Saat drone tersebut terbang rendah, pemain Serbia, Stefan Mitrovic, langsung menyambarnya. Ia merobek-robek bendera Albania. Aksi Mitrovic tersebut segera memancing protes para pemain Albania.
Mereka mengerumuni Mitrovic dan mendorongnya. Melihat hal ini, para pendukung Serbia, yang semula duduk anteng, langsung turun ke lapangan. Mereka berusaha mengejar pemain Albania.
Pertandingan yang masih berlangsung 0-0 itu kemudian dihentikan--dan tak pernah benar-benar dilanjutkan. Sepekan setelah itu, UEFA memberi kemenangan kepada Serbia dengan skor 3-0. Namun, pada saat yang sama, Serbia tidak mendapatkan poin apa-apa.
Keputusan UEFA ini mendapat tentangan dari Albania. Mereka mengajukan banding ke Badan Arbitrase Olahraga Dunia (CAS). Pada Juli 2015, keputusan CAS keluar. Mereka menganulir keputusan UEFA yang memberikan kemenangan kepada Serbia.
Sebaliknya, CAS memberi Albania kemenangan 3-0, lengkap dengan tiga poinnya. Ini menjadi tiga poin keberuntungan Albania yang sangat menentukan. Sebab, jika CAS memenangkan Serbia, Albania saat ini hanya akan finis di peringkat ketiga. Sebab, selisih nilai mereka dengan Denmark hanya 2 poin.
Itu sebabnya, kapten Albania, Loric Cana, meledek Serbia setelah mengalahkan Armenia. "Kalian boleh mengalahkan kami (pada 8 Oktober lalu Serbia mengalahkan Albania 2-0), namun kini kalianlah yang akan duduk di televisi menonton kami bermain di Prancis."
THE GUARDIAN | THE TELEGRAPH | DWI AGUSTIAR