TEMPO.CO, Malang - Kehadiran Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Stadion Kanjuruhan pada Selasa malam, 10 November 2015, dianggap General Manager Arema Cronus, Ruddy Widodo, sebagai pengakuan atas keberadaan klubnya.
Status Arema Cronus yang oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) dianggap masih berada dalam dualisme kepemilikan merupakan salah satu pemicu pembekuan PSSI oleh Menteri Pemuda dan Olahraga yang berujung pada sanksi skors FIFA.
Selasa lalu, Jokowi hadir meresmikan pembukaan Piala Jenderal Sudirman dengan melakukan tendangan pertama untuk dimulainya pertandingan babak pertama antara Arema Cronus dan Persegres Gresik United. Presiden Jokowi menonton sampai babak kedua berakhir dan menyaksikan Arema menang telak 4-1.
“Kami bangga dan merasa sangat tersanjung pertandingan kami disaksikan langsung oleh beliau (Jokowi),” kata Ruddy kepada Tempo, Sabtu, 14 November 2015.
Dalam pesan media sosial WhatsApp, Ruddy lebih lanjut, menegaskan, kehadiran Jokowi adalah bentuk legitimasi keberadaan klubnya. “Sebagai makna legitimasi kami yang tidak perlu diragukan lagi--sebagai lambang negara tertinggi, Presiden RI beserta jajaran terkait mendatangi kami dalam sebuah acara special grand opening Sudirman Cup. Ini sebagai pembuktian juga kepada pihak-pihak yang selama ini terus mengaku ada (Arema) yang lain selain kami, tapi kenyataannya…waspadalah, waspadalah,” tulis Ruddy.
Sepanjang 28 tahun usia Arema, Jokowi menjadi presiden ketiga yang pernah menyaksikan pertandingan Arema di Stadion Kanjuruhan, setelah Presiden Megawati Soekarnoputri pada Rabu, 9 Maret 2004, serta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Selasa, 30 Maret 2010.
Megawati menonton laga persahabatan antara Arema Malang dan PSS Sleman. Pertandingan digelar setelah Megawati meresmikan penggunaan stadion yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, itu. Masa itu Arema dimiliki PT Bentoel Prima dan masih bernama Arema Malang.
Sedangkan Presiden SBY menonton pertandingan Arema melawan Persitara Jakarta Utara di kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) 2009-2010 setelah meresmikan pembukaan Kongres Sepak Bola Nasional (KSN) di Gelanggang Olahraga Ken Arok, Kota Malang. Saat itu Arema sudah bersalin nama jadi Arema Indonesia. Arema unggul 2-0.
ABDI PURMONO
Baca:
TEROR PARIS: 5 Fakta Penting yang Perlu Anda Tahu
Ini Rangkaian Teror Paris: Stadion Bola hingga Konser Rock