TEMPO.CO, Jakarta - Kecelakaan mobil pada 1995 membuat karier Neymar Senior sebagai pemain bola meredup. Saat itu dia di sebuah tim kecil Brasil, Uniao FC. Neymar Senior berhenti sebagai pemain bola lima tahun berselang.
Dia lantas melakukan apa saja untuk membiayai keluarganya. Mulai dari menjadi kuli bangunan hingga menjadi montir. Sambil bekerja, dia tak lupa mengajari anaknya bermain bola. Mereka pun harus pindah dari apartemen yang mereka kontrak ke rumah kakek Neymar. Di sana mereka hanya memiliki sebuah kamar kecil dan sebuah matras untuk tidur.
Bakat bermain bola Neymar memang sudah terlihat sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah dasar. Kondisi keluarganya yang serba pas-pasan membuat Neymar Jr. hanya mampu masuk sekolah negeri yang kondisinya bisa dikatakan buruk. Neymar Jr. juga tak memiliki kemewahan untuk memakai barang-barang bagus saat itu, tak seperti saat ini di mana dia bisa membeli semua hal dengan uang yang dihasilkannya. Tak jarang, Neymar harus pergi ke sekolah dengan sepatu butut miliknya.
Neymar pertama kali bergabung dengan sebuah klub kecil, Portuguesa Santista, saat berumur 10 tahun pada 2002. Di klub inilah dia bertemu dengan orang yang sangat berjasa membuat namanya melambung untuk pertama kali. Orang itu tak lain adalah sang pelatih, Fino.
Setahun bersama Portuguesa Santista, Fino yang mengetahui kondisi keluarga Neymar berbicara dengan kepala sekolah swasta ternama di Santos, Tio Gil. Fino meminta Tio untuk memberikan Neymar beasiswa agar dia mendapatkan pendidikan yang baik dan bisa mengembangkan bakat sepak bolanya. Setelah melihat Neymar, Tio pun memberikan beasiswa untuk Neymar dan adiknya, Rafaella Beckran. Neymar saat itu baru berumur 11 tahun sementara adiknya berumur 7 tahun.
Kehadiran Neymar memperkuat tim futsal salah satu sekolah swasta ternama di Santos itu. Tahun itu juga Neymar langsung bersinar dengan menjadi pemain terbaik di kompetisi antarsekolah di Santos, sementara timnya merebut posisi kedua. Tahun berikutnya, Neymar membawa timnya menjadi juara. Aksi Neymar itu mendapatkan publikasi yang luas di media Brasil. Klub Santos yang mengetahui bakat Neymar Jr. langsung mengajak Neymar bergabung ke akademi sepak bola mereka pada 2004 itu.
Di sekolah, hampir seluruh guru dan teman-temannya juga menyukai sosok anak kecil bertubuh kurus itu. Neymar dianggap sebagai murid dan teman yang menyenangkan serta selalu melakukan yang terbaik dalam semua hal. Satu-satunya guru yang bersikap keras terhadap Neymar adalah guru olahraganya, Matheus.
Kegiatan Neymar berlatih bersama akademi sepak bola Santos membuat Neymar selalu tak bisa menghadiri latihan bersama klub sekolahnya. Dengan berdalih mendapatkan keluhan dari anak muridnya yang merasa Neymar di anak emaskan, sang guru pun memprotes ketidakhadiran Neymar yang mendapatkan beasiswa di sekolah itu karena kemampuan olahraganya. Protes itu sampai ke telinga pengurus akademi Santos.
Suatu hari mereka memperbolehkan Neymar tak hadir dalam latihan bersama Santos untuk berlatih bersama klub sepak bola sekolahnya. Pada latihan itu, Neymar menunjukkan kemampuan individunya. Dia meneroboskan bola melalui kedua kaki lawannya, mencungkil bola untuk mengecoh rekan-rekannya, serta membuat sejumlah gol dengan berbagai macam atraksi lain. Seluruh rekan termasuk Matheus pun terperangah dengan kemampuan bocah 13 tahun itu. Sejak saat itu, tak ada yang berani memprotes ketidakhadiran Neymar saat latihan.
Sebelumnya: Profil Bagian 1 Neymar Kecil Berlumuran Darah Nyaris Mati
Selanjutnya: Profil Bagian 3 Neymar: Episode Kecil Real Madrid dan Instruksi Pele
BERBAGAI SUMBER | FEBRIYAN