TEMPO.CO, Gianyar - Pelatih Bali United, Indra Sjafri, berjalan menghampiri pelatih Semen Padang, Nil Maizar, seusai pertandingan kedua tim berakhir dengan kemenangan skuad Nil 2-0. Pertarungan kedua tim pada laga lanjutan penyisihan Grup B Piala Jenderal Sudirman di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Kamis malam, 26 November 2015, berlangsung sengit.
Gengsi dua pelatih yang sama-sama berasal dari Sumatera Barat juga mewarnai laga itu. Apalagi, keduanya termasuk pelatih populer. Indra pernah menangani timnas U-19 dan Nil, mantan pelatih tim nasional senior.
Ketika ditanya apa saja yang dibicarakan saat salaman itu, Nil tak banyak berkomentar. "Ya berjabat tangan biasa, (Indra) bilang maaf. Begitu saja, tidak ada apa-apa. Kami saling bersilaturahmi," ujar Nil, Jumat, 27 November 2015.
Meski berhasil menang dalam waktu normal, tim berjulukan Kabau Sirah itu belum tentu lolos ke babak delapan besar. Sebab, dari empat laga yang sudah dijalani mereka hanya mengumpulkan enam poin. "Kami masih menunggu hasil pertandingan tim lain untuk bisa lolos," katanya.
Kekalahan Bali United atas Semen Padang itu membuat peluang tuan rumah semakin kecil. Sebab, saat ini mereka baru mengumpulkan dua poin dari tiga laga yang sudah dijalani. Laga terakhir pada Minggu, 29 November 2015, mereka akan menghadapi PSM Makassar.
"Semoga pertandingan mendatang, Bali United bisa menang lawan PSM Makassar," kata Nil, saat jumpa wartawan seusai pertandingan, Kamis malam, 26 November 2015.
Skuad Semen Padang meninggalkan Bali pada Jumat, 27 November 2015. Meski belum pasti lolos, Nil memberikan apresiasi pada pemainnya. Setelah tiga laga sebelumnya selalu kalah adu penalti, timnya akhirnya menang waktu normal di laga akhir babak penyisihan.
“Saya salut dengan perjuangan para pemain yang militansinya tinggi. Bisa dilihat ada yang cedera, ada yang kram. Tapi, daya juang mereka luar biasa. Target kami tercapai.” kata Nil.
Pelatih asal Sumatera Barat itu menilai yang terpenting dalam setiap hasil pertandingan skuad asuhannya di Grup B Piala Jenderal Sudirman. Skuad berjuluk Kabau Sirah itu mampu menyuguhkan penampilan yang penting untuk diperhitungkan kualitasnya.
“Jadi, kami bukan memikirkan apakah masuk delapan besar atau tiga besar. Tapi, ini adalah pertandingan harga diri bagi pemain, bahwa Semen Padang ini memang layak untuk bertengger di level nasional, karena kami pernah ikut delapan besar AFC. Masa kami tidak bangga dengan tim sendiri,” ujarnya.
Kemenangan Semen Padang atas tim tuan rumah, Bali United, lantas tak membuat mantan pelatih timnas Indonesia ini jumawa. Yang terpenting, kata dia, kemenangan yang berhasil diraih Kabau Sirah di waktu normal dengan Bali United ini patut disyukuri.
“Alhamdulillah, akhirnya matahari memberkati kami. Matahari semakin cerah,” tuturnya. “Mudah-mudahan saya sebagai pelatih tetap rendah hati, tetap santun dan tidak sombong. Kalau nanti sombong, teman-teman wartawan jewer saja saya," imbuhnya.
BRAM SETIAWAN