TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih PSM Makassar, Liestiadi, menilai laga terakhir di Grup B Piala Jenderal Sudirman kontra Bali United sebagai laga pertaruhan hidup-mati.
“Saya anggap final, karena ini laga hidup-mati (babak penyisihan). Kalau kami mau, lolos harus menangi pertandingan, karena tujuan kami ke Bali bukan untuk piknik, tapi berjuang lolos ke delapan besar,” kata Liestiadi di Kuta beberapa hari lalu.
Liestiadi mengaku sudah mengantongi strategi yang tepat untuk menghadapi skuad asuhan Indra Sjafri itu. Liestiadi sudah mempelajari dari beberapa pertandingan Bali United sebelumnya.
“Persiapan kami adalah mempelajari taktik strategi Bali United. Kekuatan mereka kami redam, dan kelemahan mereka kami manfaatkan. Selama ini (dalam latihan), kami mensimulasikan kepada para pemain untuk menghadapi gaya permainan Bali United dari beberapa pertandingan,” ucapnya.
Liestiadi berujar, bagi dia, berada di zona neraka Piala Jenderal Sudirman ini penuh dengan semangat ekstra dan kerja keras. Pasalnya, di grup inilah, para tim-tim besar sepak bola Indonesia berkumpul.
“Di sini ketat sekali persaingannya dan keras. Apalagi dari materi pemain semuanya merata, kecuali Persipura tim bintang. Kalau Bali United, timnya sudah dipersiapkan lama. Jadi otomatis, secara team work dan stamina, mereka lebih bagus daripada empat tim lain,” tuturnya.
Liestiadi memandang semua pemain di skuad berjulukan Serdadu Tridatu itu harus diwaspadai. Pertandingan itu akan digelar hari ini, Minggu, 29 November 2015, di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
“Semua pemain lawan kami waspadai, tapi tiga pemain ini khusus, yaitu Bayu Gatra, Lerby Eliandry, dan play maker Fadil Sausu. Sudah saya pelajari lewat rekaman video,” kata Liestiadi.
“Mudah-mudahan kami bisa menang, dan harus bisa menang di waktu normal tanpa adu penalti untuk mendapatkan 3 poin. Kami siap, para pemain dalam keadaan fit, dan tidak ada yang akumulasi,” ucapnya.
BRAM SETIAWAN