TEMPO.CO, Jakarta - Posisi Louis van Gaal di Manchester United tengah tertekan. Pelatih asal Belanda ini dikabarkan bisa dipecat setelah gagal meraih hasil bagus dalam satu atau dua laga berikutnya, dengan Jose Mourinho dan Ryan Giggs disebut-sebut akan jadi penggantinya.
Tekanan yang menimpa Van Gaal itu tak lepas dari hasil buruk yang diraih timnya musim ini. Manchester United terus kalah dalam tiga pertandingan terakhir dan gagal menang dalam tiga laga sebelumnya. Kini Si Seran Merah pun terdepak dari posisi empat besar, meski memiliki nilai sama (29) dengan Tottenham Hotspur yang ada di posisi keempat.
Salah satu "dosa" Van Gaal lainnya adalah ia menerapkan taktik yang membuat United jadi membosankan: lebih banyak bertahan dan jarang mencetak gol. Soal tudingan membosankan itu sedikit banyak didukung fakta.
Seperti diungkapkan Daily Mail, dari tiga jenis statistik yang biasa dipakai untuk mengukur agresivitas tim, United selalu menjadi tim yang berada di urutan paling bawah.
Dalam hal tembakan terarah ke gawang lawan dalam laga kandang sejak Oktober lalu, dari 20 klub Liga Primer Inggris, United menjadi tim yang paling sedikit melakukannya, yakni tujuh tembakan. Swansea, Stoke, dan Aston Villa masih jauh di atasnya, yakni sebelas tembakan. Adapun Tottenham jadi tim terbaik dengan 30 tembakan.
Dalam hal umpan ke belakang (backpass), United jadi tim yang paling banyak melakukannya, yakni 1.553 kali. Berikutnya adalah Arsenal dan Manchester City, masing-masing 1.318 dan 1.312 kali.
Untuk urusan umpan per tembakan, United juga yang paling buruk. Mereka melakukannya 50,4 kali. Yang terbaik adalah Leicester, yang kini memuncaki klasemen, dengan 23,9 kali.
DAILY MAIL | NURDIN