TEMPO.CO, Jakarta - Berbekal persiapan matang selama hampir sepekan, Semen Padang FC optimistis bisa menaklukkan Mitra Kukar FC di final Piala Jenderal Sudirman di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad malam.
Piala Jenderal Sudirman merupakan turnamen sepak bola yang digelar Mahaka dan Tentara Nasional Indonesia sebagai upaya menambal kekosongan akibat gagal bergulirnya Liga Super.
"Selangkah lagi, piala akan kami pegang," ujar pelatih Semen Padang, Nil Maizar, setelah memimpin latihan akhir di Stadion H. Agus Salim, Padang, Rabu, lalu.
Sebelum berangkat ke Jakarta, Nil menyiapkan sejumlah skenario taktik dan strategi untuk mengalahkan Mitra Kukar. Absennya Hendra Bayauw, pemain sayap andalan tim Kabau Sirah, membuat Nil harus mengubah taktik permainannya.
Pelatih kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat, 46 tahun silam, itu harus mencari pengganti yang bisa menambal bolong yang ditinggalkan Bayauw. Dari beberapa kali latihan simulasi pertandingan, ia mengutak-atik susunan pemainnya.
Nur Iskandar, yang biasa menjadi tandem James Koko Lomel, sempat dicoba bermain di sayap kanan. Rudy menempati posisi yang biasa diisi Nur. "Tapi bisa juga Rudy di kanan, Nur tetap di depan," ujar asisten pelatih Semen Padang, Delfi Adri, kemarin.
Selain Bayauw, Semen Padang dipastikan kehilangan Satrio Syam karena terkena kartu merah. Dua pemain lain yang tidak dapat bermain adalah Gugum Gumilar dan Leo Guntara karena cedera.
Nil juga telah menyiapkan skenario khusus untuk meredam penyerang andalan Mitra Kukar asal Brasil, Patrick Dos Santos, serta dua rekan senegaranya, Arthur Cunna (bek) dan Roddrigo Dos Santos (gelandang). Seperti apa strateginya itu? Nil tak mau bicara, "Masak, saya buka di sini (strateginya). Jadi rahasia umum, dong?"
Di kubu Mitra Kukar, pelatih Jafri Sastra dipastikan bakal menerapkan strategi berbeda pada laga final nanti. Meski tetap mengandalkan trio Brasil dengan Patrick sebagai ujung tombak serangan, di lini belakang tentu ada perubahan.
Jafri tidak bisa memainkan Abdul Gamal dan Bayu Pradana, yang selama ini menjadi andalannya di sektor pertahanan. Untuk itulah, menjelang final, pelatih asal Minangkabau, 51 tahun, itu fokus mencari pengganti dua pemain tersebut.
Beruntung, Michael Orah, yang sebelumnya cedera, telah pulih. Dia kemungkinan besar akan diturunkan sebagai bek kiri mengisi posisi kosong yang ditinggalkan Gamal.
Untuk pengganti Bayu, sebagai gelandang bertahan, Hendra Ridwan atau Muhammad Bahtiar bisa menjadi alternatif pilihan. Skenario lain, Rodrigo Dos Santos membantu sektor pertahanan.
Persiapan Mitra Kukar menghadapi laga final dilakukan di Batu, Jawa Timur. Setelah mengalahkan Arema Cronus di semifinal, mereka bertahan di sana untuk menyiapkan kerangka permainan sekaligus mematangkan persiapan taktik dan strategi.
"Tinggal meningkatkan mental pemain dan solidaritas tim. Soal taktik dan strategi, lihat saja nanti di lapangan," ujar Jafri.
Suhatman Imam, pemain sekaligus pelatih legendaris Indonesia dari Sumatera Barat, yang pernah melatih Nil dan Jafri, memprediksi pertarungan final besok bakal berlangsung seru. Menurut dia, kedua tim punya kekuatan hampir sama. Selain itu, kedua pelatih sudah saling mengetahui kelemahan dan kelebihan tim lawan. "Peluangnya fifty-fifty," ujarnya.
Prediksi pemain
Semen Padang: (4-4-2) Jandia Eka Putra; Hengky Ardiles, Hamdi Ramdani, Mahamadou El Hadj, Novan Setra Sasongko; Nur Iskandar, Yu Hyon Koo, Vendry Mofu, Irsyad Maulana; Rudy, James Koko Lomell.
Mitra Kukar: (4-2-3-1) Shahar Ginanjar; Michael Orah, Rudolof Yanto Basna, Arthur Cunna, Zulkifli Syukur; Muhammad Bachtiar, Rizky Pellu, Defri Rizky, Rodrigo Dos Santos, Septian David; Patrick Dos Santos.
ANDRI EL FARUQI | FIRMAN HIDAYAT
