Piala Presiden: Lagu Kecintaan Bonek dan Keistimewaan Aremania
Reporter
Terjemahan
Editor
Hari Prasetyo
Rabu, 31 Januari 2018 13:52 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Suporter sepak bola di manapun sudah seperti pemain ke-12 dalam sebuah tim dalam pertandingan. Mereka akan memperkuat kesemarakan babak 8 Besar Piala Presiden 2018 di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengan, 3-4 Februari mendatang.
Penting dan menariknya peran suporter ini, misalnya, terekam dalam pertandingan babak penyisihan grup Piala Presiden 2018 yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, beberapa hari lalu.
Ketika tim tuan rumah Persebaya –yang juga akan tampil di Solo, 3-4 Februari 2018- tampil, suporter tim berjuluk Green Force itu, yang biasa dikenal dengan sebutan Bonek, menyanyikan lagu untuk Andik Vermansyah. Pemain tim nasional Indonesia ini gagal bergabung kembali dengan Persebaya di Liga 1 2018.
Berikut lagu dari Bonek yang bergema di stadion dan menyuarakan kekecewaan mereka kepada sang bintang, Andik:
"Sayang...Opo kowe krungu jerit e ati ku. Mengharap engkau kembali Sayang. Nganti memutih rambut ku. Rabakal luntur tresno ku...."
Pada akhir nyanyian mereka, terdengar suara teriakan bergemuruh: "Andik...Andik...Andik...!!!"
Begitu besar kecintaan tanpa syarat suporter juga terekam dalam pertandingan terakhir babak penyisihan Grup E Piala Presiden 2018 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa 31 Januari 2018.
Meski untuk dukungan suporter di Malang itu, Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, mengkritik sikap suporter Arema FC, yaitu Aremania, ketika mereka bermain 0-0. Arema lolos ke 8 besar dan Bhayangkara tersingkir.
McMenemy membeberkan permainan keras yang diperagakan Arema. Permainan itu mendapat pujian dari Aremania dan bahkan mencemooh pemain lawan yang ditandu ke luar lapangan.
“Arema bermain dengan gaya mereka dan suporter mereka terlihat senang saat hasil 0-0 di kandang. Saya tidak mau menjelaskan seperti apa gaya ini, karena setiap orang semua tahu sepakbola seperti apa yang mereka peragakan,” terang McMenemy seperti dikutip situs Goal.com dan Wearemania.net.
“Ada pemain berusia 20-21 tahun, bisa dibilang salah satu pemain terbaik di Indonesia pada usianya. Dia terkena tackle sampai terbang ke udara, jatuh, dan cedera parah. Sedangkan penonton tepuk tangan meneriaki dia, bahkan saat ditandu pun masih di-boo,” kata McMenemy.
Pelatih Arema, Joko “Gethuk” Susilo mengatakan sepak bola merupakan olahraga laki-laki yang keras. Para pemainnya juga sudah dihukum sesuai dengan gaya main yang dilakukan.
Menurut Joko, pemainnya tidak pernah berniat membuat lawan mendapatkan cedera. Gethuk mengatakan Hanif Sjahbandi berniat mengambil bola yang dikuasai Teuku Ichsan Joko, namun tidak sengaja terkena kaki.
“Hanif tidak sengaja melakukan tackle. Saya sudah bicara, dan tidak ada niatan untuk mengambil kaki,” katanya.
Lepas dari kontroversi tindakan permainan keras itu, bisa terlihat loyalitas tanpa batas dari sebuah kelompok suporter.
Kiper muda Arema, Kartika Ajie, terpukau melihat ribuan Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan Malang pada laga terakhir Grup E Piala Presiden 2018 itu. Sekitar 20.892 Aremania hadir di Kanjuruhan.
"Saya pikir Aremania sangat 'gila' malam ini, gila-gila yang luar biasa begitu, maksud saya 'edan'. Ya, saya yakin di pertandingan berikutnya, mereka bisa lebih edan lagi," kata pemain Timnas Indonesia U-22 tersebut seperti dikutip Wearemania.net.
HARI PRASETYO