TEMPO.CO, Jakarta - Persija Jakarta menjadi juara Piala Presiden 2018 setelah membantai Bali United 3-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu, 17 Februari 2018. Padahal di pertandingan sebelumnya, kala Persija berjumpa Bali United di babak fase penyisihan grup, Persija takluk 3-2 dari para Serdadu Tridatu.

Pelatih Persija Stefano Cuggura mengatakan, saat dikalahkan Bali United di babak fase grup, timnya belum menurunkan skuad terbaiknya. "Kami masih banyak memainkan pemain baru, karena kami ingin semua pemain bisa bermain," ujar pria yang kerap disapa Teco itu seusai pertandingan .

Karena itu, kata Teco, Persija harus rela untuk tertinggal tiga gol lebih dulu di awal pertandingan. Hal tersebut, kata Teco, membuat skuadnya mengalami kesulitan untuk mengejar ketertinggalan itu.

Namun untuk laga final kemarin malam, kata Teco, hal tersebut tentunya tidak boleh terulang lagi. Karena itu, sejak pertandingan dimulai, Teco telah menginstruksikan para pemainnya untuk dapat mencetak gol lebih awal. "Karena nanti dukungan dari The Jakmania yang ada di stadion menjadi lebih keras, dan Bali United mentalnya menurun," ujarnya.

Alhasil, saat laga baru berjalan 18 menit, sundulan dari Marko Simic berhasil menjebol gawang Bali United yang dikawal Wawan Hendrawan. Setelah gol tersebut, kata Simic, permainan Persija menjadi lebih baik.

Sementara itu kapten Persija Jakarta, Ismed Sofyan mengakui bahwa Simic merupakan penyerang yang luar biasa. Menurut Ismed, Simic telah tampil menonjol di dalam tim sehingga Persija bisa meraih keunggulan ssjak babak pertama. "Di saat tim butuh, dia bisa berbuat sesuatu, dia bisa mencetak gol," ujar Ismed.

Di samping Simic, Ismed berujar, dukungan dari puluhan ribu The Jakmania yang memenuhi SUGBK juga menjadi salah satu faktor penyebab dari kemenangan Persija saat bertanding di partai puncak Piala Presiden 2018 tersebut. "Kami tahu mereka (The Jakmania) sudah lama menunggu kami untuk jadi juara, dan alhamdulillah kali ini kami bisa jadi juara," ujar pemain berusia 38 tahun itu.