Haringga, Rivalitas Suporter, dan Terapi Kejutan Tragedi Heysel

Kamis, 27 September 2018 09:58 WIB

Usai kasus tewasnya suporter Persija, Haringga Sirila, PSSI menghentikan sementara kompetisi Liga 1 Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Rivalitas di beberapa kelompok suporter sepak bola di Indonesia sudah begitu mendarahdaging. Hal itu berlangsung jauh sebelum Haringga Sirila meninggal di kawasan Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Minggu 23 September 2018, sebelum pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta dalam lanjutan kompetisi Liga 1 2018.

Baca: 3 Hal Penting Seputar Tewasnya Suporter Persija Haringga Sirila

Seperti yang terungkap dalam acara Mata Najwa yang di stasiun televisi Trans 7, Rabu 26 September 2018, yang dihadiri sejumlah tokoh suporter Persija dan Persib, sering kali kelompok tidak terorganisir dan akar rumput yang sering sulit dikendalikan karena bisa mendadak bertindak begitu liar.

Baca: Suporter Jakmania Tewas Dikeroyok, Polisi Tangkap 7 Tersangka

Sepak bola merupakan cabang olahraga paling populer di dunia sehingga memiliki jumlah penggemar yang sangat banyak. Karena itu, kelompok-kelompok suporter yang sudah begitu rapi dan sangat teroganisir sekalipun, akan cukup sulit mengendalikan gerakan-gerakan liar.

Baca: Bobotoh dan Pemain Persib Gelar Doa Bersama

Diperlukan sistem pengamanan dengan kualitas tingkat tinggi, peraturan yang tegas dijalankan, dan sejumlah kebijakan lain untuk mencegah terjadinya anarkisme dalam sepak bola.

Meninggalnya Haringga Sirila bisa merupakan puncak dari gunung es persoalan fanatisme suporter sepak bola di Indonesia yang terus melahirkan sejumlah tindakan kekerasan dan semakin mengabaikan akal sehat.

Advertising
Advertising

Jika tragedi Haringga Sirila dianggap serius sehingga Liga 1 dihentikan sementara, PSSI mungkin butuh sebuah gerakan terapi kejut untuk memupus anarkisme dalam sepak bola ini.

PSSI bisa mengambil inspirasi dari Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA), Persatuan Sepak Bola Eropa (UEFA), dan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dalam menyikapi Tragedi Heysel 29 Mei 1985.

Peristiwa di dalam Stadion Heysel, Brussels, Belgia, yang menewaskan puluhan suporter pada final Liga Champions antara Liverpool dan AS Roma berikut cara penanganannya kembali diungkapkan kapten Persija, Ismed Sofyan, di situs berita timnya, Persija.id, ketika menanggapi meninggalnya Haringga.

Tragedi Heysel terjadi pada 29 Mei 1985. Saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions).

Peristiwa ini merupakan sejarah buram persepakbolaan Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. Karena peristiwa ini, pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya.

Peristiwa ini bermula dari suporter masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan. Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum pertandingan kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus. Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras.

Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi. Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan.

Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka. Meskipun terjadi peristiwa yang mengenaskan dengan jumlah korban yang begitu besar, panitia memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan.

Pertandingan dilakukan setelah kapten kedua kesebelasan meminta penonton untuk tenang. Alasan lain adalah untuk meredam atmosfer kerusuhan yang mulai menyebar. Tifosi Ultras Juventus di bagian lain stadion sempat akan melakukan pembalasan. Mereka mencoba untuk bergerak ke arah pendukung Liverpool namun berhasil dicegah satuan keamanan.

Dengan dimulainya pertandingan maka suasana bisa mulai dikendalikan. Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1-0. Michel Platini mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Michael Platini dilanggar oleh pemain Liverpool.

Kepolisian Inggris menyelidiki lebih lanjut dari berbagai sumber. Film sepanjang 17 menit dan berbagai hasil jepretan kamera menjadi alat untuk mengungkap kejadian tersebut. TV Eye menayangkan satu jam penuh perihal Tragedi Heysel, dan foto-foto pun dipublikasikan melalui media massa.

Hanya 27 orang akhirnya ditahan dengan kasus penganiayaan dan pembunuhan, sebagian besar mereka berasal dari Merseyside dan memang telah beberapa kali berurusan dengan hukum karena kerusuhan sepak bola. Sebanyak 14 orang pendukung Liverpool itu akhirnya dipidana atas dakwaan tersebut.

Setelah penyelidikan lebih lanjut, pada 30 Mei 1985 UEFA melalui penyidik resminya, Gunter Schneider, menyatakan bahwa kesalahan sepenuhnya ada di pihak Liverpool. Bahkan kemudian, pada 31 Mei 1985, Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher mendesak FA untuk melarang tim-tim Inggris untuk bermain di Eropa.

Dua hari kemudian UEFA secara resmi memutuskan untuk melarang semua klub sepak bola Inggris untuk melakukan pertandingan di seluruh Eropa untuk "waktu yang belum ditentukan".

Pada 6 Juni putusan itu berubah menjadi pelarangan bertanding di seluruh dunia, namun seminggu kemudian diputuskan bahwa pertandingan persahabatan diperbolehkan. Sanksi ini tidak berlaku untuk tim nasional Inggris.

Putusan terakhir adalah pengucilan klub-klub Inggris dari peta persepak bolaan dunia selama lima tahun, dan tiga tahun tambahan khusus untuk Liverpool dan akhirnya mendapat keringanan dengan hanya satu tahun tambahan.

Peristiwa Heysel telah merugikan klub-klub Inggris seperti Manchester United, Arsenal, Everton, Nottingham Forest, Chelsea, Tottenham Hotspur, dan lain-lain yang pada rentang waktu tersebut sebenarnya berhak untuk ikut ambil bagian dalam kompetisi Eropa.

Hukuman yang begitu berat tersebut adalah sebagai peringatan bahwa kekerasan dalam sepak bola tidak boleh terjadi kembali.

Tragedi Haringga tidak terjadi di dalam stadion dan berlangsung pada siang hari. Adapun partai Persib vs Persija baru berlangsung sore. Haringga meninggal di kawasan parkir stadion setelah dikeroyok sejumlah oknum suporter.

Baca: Kepada Suporter, Kapten Persib: Hentikan Fanatisme Buta

Tapi, inti dan substasinya sama, tindakan yang mengarah kepada kebiadaban dan fanatisme serta rivalitas supoter yang semakin mengabaikan akal sehat di Indonesia harus diakhiri.

Berita terkait

Cerita Ayah dan Anak, Maman Abdurahman dan Rafa Abdurrahman, Bermain Bersama saat Persija Hadapi PSIS Semarang di Liga 1

11 jam lalu

Cerita Ayah dan Anak, Maman Abdurahman dan Rafa Abdurrahman, Bermain Bersama saat Persija Hadapi PSIS Semarang di Liga 1

Bek veteran Persija Jakarta Maman Abdurahman bersyukur mendapat kesempatan bermain bersama putranya, Rafa Abdurrahman, pada pertandingan Liga 1.

Baca Selengkapnya

Top Skor, Rekap Hasil, dan Klasemen Akhir Liga 1: Madura United ke Championship Series, RANS Terdegradasi

23 jam lalu

Top Skor, Rekap Hasil, dan Klasemen Akhir Liga 1: Madura United ke Championship Series, RANS Terdegradasi

Seluruh rangkaian Reguler Series Liga 1 telah berakhir. Setelah pertandingan pekan ke-34, Madura United menjadi tim terakhir ke Championship Series.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga 1: RANS Nusantara FC Jadi Tim Terakhir yang Terdegradasi, Susul Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC

1 hari lalu

Hasil Liga 1: RANS Nusantara FC Jadi Tim Terakhir yang Terdegradasi, Susul Persikabo 1973 dan Bhayangkara FC

RANS Nusantara FC dipastikan terdegradasi dari Liga 1 setelah kalah 2-3 dari tuan rumah PSM Makassar pada pekan ke-34, Selasa, 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil dan Klasemen Liga 1: Madura United Raih Tiket Terakhir ke Championship Series Usai Seri Lawan Arema FC

1 hari lalu

Hasil dan Klasemen Liga 1: Madura United Raih Tiket Terakhir ke Championship Series Usai Seri Lawan Arema FC

Madura United meraih satu tiket tersisa untuk melangkah ke babak Championship Series Liga 1 2023-2024. Bagaimana rekap hasil pekan terakhir?

Baca Selengkapnya

Jadwal Live dan Prediksi 4 Laga Liga 1 Pekan Terakhir, Empat Tim Berusaha Hindari Zona Degradasi

1 hari lalu

Jadwal Live dan Prediksi 4 Laga Liga 1 Pekan Terakhir, Empat Tim Berusaha Hindari Zona Degradasi

Empat tim masih berjuang menghindari zona degradasi pada pekan terakhir fase reguler Liga 1 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga 1: Persebaya Surabaya Kalahkan Persik Kediri 2-1

3 hari lalu

Hasil Liga 1: Persebaya Surabaya Kalahkan Persik Kediri 2-1

Persebaya Surabaya berhasil menutup perjalanan di Liga 1 2023-2024 dengan kemenangan atas Persik Kediri.

Baca Selengkapnya

Jadwal Live dan Prediksi Persebaya Surabaya vs Persik Kediri di Liga 1 Pekan Terakhir Hari Ini

3 hari lalu

Jadwal Live dan Prediksi Persebaya Surabaya vs Persik Kediri di Liga 1 Pekan Terakhir Hari Ini

Pertandingan bertajuk Derby Jawa Timur antara Persebaya Surabaya vs Persik Kediri akan terjadi pada pekan ke-34 Liga 1 2023-2024.

Baca Selengkapnya

Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

4 hari lalu

Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

Fernando Morientes singgung bagaimana kegilaan penggemar sepak bola Indonesia yang rela menonton Laga Liga Champions tengah malam.

Baca Selengkapnya

Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

4 hari lalu

Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

RANS Nusantara FC harus menerima kekalahan dari Persija Jakarta pada pekan ke-33 Liga 1. Terancam degradasi.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga 1: PSIS Semarang Jaga Peluang ke Championship Series, Persita Tangerang Kalahkan Persis Solo

4 hari lalu

Hasil Liga 1: PSIS Semarang Jaga Peluang ke Championship Series, Persita Tangerang Kalahkan Persis Solo

PSIS Semarang menjaga asa lolos Championship Series seusai mengalahkan Persikabo 1973 dengan skor 3-0 pada pekan ke-33 Liga 1.

Baca Selengkapnya