Manchester United Vs Burnley, Bielsa, dan Taktik Infiltrasi.
Reporter
Terjemahan
Editor
Hari Prasetyo
Selasa, 29 Januari 2019 14:23 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Persiapan pertandingan sepak bola profesional modern kian canggih. Mengamati dan menganalisa kekuatan serta persiapan lawan kian dibutuhkan, termasuk bagi Manchester United dan Burnley akan bertanding dinihari nanti, Rabu 30 Januari 2019, dalam Liga Inggris.
Tapi, bila memata-matai lawan sudah melangkah begitu jauh bisa menimbulkan perdebatan. Hal itulah yang terjadi ketika pelatih Leeds United, Marcelo Bielsa, mengirim tim stafnya untuk melihat persiapan Derby County di markasnya dalam Liga Championship, Inggris, Januari lalu.
Tindakan Bielsa itu terungkap setelah Leeds menang 4-1. Frank Lampard, pelatih Derby, mengungkapkan ketidaksenangannya dengan cara pelatih kawakan dari Argentina itu. Polisi menemukan bukti bahwa beberapa orang yang berada dekat dengan markas latihan Derby sehari sebelum laga adalah staf Leeds United.
Mauricio Pochettino, manajer klub Liga Primer, Tottenham Hotspur, yang juga rekan senegara Bielsa, mengkritik cara seniornya tersebut.
Namun, Pep Guardiola, manajer Manchester City membela salah satu gurunya. Hanya saja Guardiola mengatakan, cara-cara yang bisa dilakukan di sepak bola Eropa daratan itu, tak lazim di Inggris.
Biasanya markas latihan tim memang sangat tertutup, apalagi di Inggris. Setelah bertahun-tahun mengambil markas latihan di Carrington yang lama, Manchester City memindahkan pusat latihan dengan pengawasan maksimal pada 2014.
Karena dinilai menyusup begitu jauh ke kandang latihan lawan, Bielsa sempat diperiksa Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) dan pengelola Football League di sana, tapi akhirnya dibebaskan dari hukuman.
Marcelo Bielsa menegaskan bahwa dengan menangani Leeds United saat ini, ia memata-matai semua lawannya. Dan, ia juga menegaskan tidak ada peraturan spesifik yang dilanggarnya.
“Saya menganalisa semua lawan yang kami hadapi dan menonton latihan mereka semua,” kata Bielsa –salah satu mentor Guardiola dalam padangan sepak bola menyerang- kepada para wartawan di pusat latihan Leeds United di dekat Wetherby.
“Jadi mengapa saya mengirim seseorang untuk menonton mereka? Hanya karena saya pikir saya tidak melanggar norma. Semua informasi yang saya butuhkan untuk mengklarifikasi (taktik saya), saya kumpulkan tanpa menonton sesi latihan lawan,” jelas Bielsa.
“Tapi, kami merasa bersalah jika tidak bekerja secara maksimal. Menyaksikan lawan berlatih, membuat kita tidak terlalu cemas. Dan, dalam kasusku, saya cukup bodoh untuk membiarkan perilaku seperti itu,” Bielsa melanjutkan. “Berbuat curang adalah sebuah kata besar, tapi ini sudah melampauo batas,” kata Lampard.
Dalam pertemuan dengan para wartawan, Bielsa juga melakukan presentasi dengan menggunakan PowerPoint untuk merinci bagaimana persiapan dan analisis terhadap setiap lawan. Berdasarkan informasi “operasi rahasia” terhadap lawan, manajer Leeds United semakin mendapat gambaran lengkap untuk menganalisa lawannya.
Ada banyak rambu peraturan dan etika yang dipasang pada semua tingkatan kompetisi di Liga Inggris. Tapi, Bielsa mengingatkan persiapan pertarungan akan kian canggih. Ia mengatakan hanya mengambil keuntungan dari tindakan “gerilya”, tindakan yang mungkin melawan etika, tapi tak melanggar peraturan. “Sepak bola Inggris hanya belum biasa soal itu,” kata Bielsa.
Meski memicu perdebatan, tindakan Bielsa ini mungkin menginspirasi tim-tim lain atau bahkan bisa jadi dilakukan. Semua ini untuk bisa bermain dalam kompetisi yang begitu keras.
Apalagi, ketika perkembangan teknologi kian canggih. Memata-matai lawan seperti yang dilakukan dengan kunjungan Ole Gunnar Solskjaer di Etihad, Sabtu lalu, untuk melihat penampilan Burnley melawan Manchester City masih wajar. Tapi, pada era komputerisasi sekarang, tindakan mata-mata bisa menyusup lebih jauh.
TELEGRAPH | SKY SPORTS | SOCCERNET