Liga 1: Sekjen PSSI Hingga Motor Wartawan Ikut Jadi Sasaran Ricuh
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Hari Prasetyo
Kamis, 16 Mei 2019 09:28 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Kerusuhan antarsuporter dalam laga PSS Sleman kontra Arema FC di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Rabu malam 15 Mei 2019 menjadi catatan buruk pembuka kompetisi Liga 1 2019.
Dalam laga yang akhirnya dimenangkan PSS 3-1 atas Arema itu, suporter saling terlibat lempar berbagai benda-benda membahayakan dan banyak melukai korban salah sasaran.
Setidaknya empat kali kericuhan terjadi sepanjang laga itu. Benda yang tampak menonjol dalam aksi saling lempar itu salah satunya pecahan keramik yang memiliki siku siku tajam.
Pecahan keramik ini diduga kuat berasal dari keramik lantai yang dilepas paksa lalu dipecah untuk dijadikan amunisi dalam kericuhan itu.
Perang yang awalnya antara suporter Arema di tribun barat atas dengan suporter PSS di sudut tribun utara itu meluas ke hampir sepanjang tribun barat termasuk tenda tamu VVIP.
Hujan pecahan keramik jadi hal mengerikan yang mengancam penonton di bawah tribun pendukung Arema.
Para ibu yang membawa anak balitanya berlarian sampai beberapa terpeleset membentur lantai yang licin.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha juga tampak ikut menyelamatkan diri dari amuk suporter itu.
Pertandingan sempat dihentikan pada menit 30, saat Arema baru saja bangkit menyamakan kedudukan 1-1 atas PSS.
Beruntung, ribuan suporter loyal PSS di tribun selatan, timur, dan sebagian utara tak ikut terpancing mengamuk sehingga keadaan lumayan cepat dikendalikan polisi.
Situasi di luar lapangan juga mencekam. Ads kendaraan bermotor yang ada di parkiran turut dirusak oknum suporter. Salah satunya motor wartawan Adi TV, Nuzul Nugraheni yang terparkir di sisi barat.
Motor matic itu dirusak dengan cara dibuang joknya, lampu depan dipecah, ban digembosi, tutup tangki bensin dibuang karetnya, pengaman knalpotnya dicopot, slabor depan dicopot, dan kabel spedometer dicopot.
"Saya shock saja pas lihat motor kondisinya sudah dirusak seperti ini, saya sendiri tidak apa-apa, hanya motornya saja yang kena," ujar perempuan yang terpaksa mendorong motor itu saat pulang," ujarnya.
Kapolda DIY Inspektur Jenderal Polisi Ahmad Dofiri yang turut menonton laga itu menuturkan kericuhan diduga karena ada provokasi.
"Diduga karena provokasi, karena sore harinya kedua kelompok suporter masih buka bersama, dari suporter Arema juga disambut dengan baik," ujar Dofiri.
Dofiri mengungkap pertandingan terpaksa dihentikan karena ada lemparan masuk ke lapangan sehingga wasit mau tak mau harus menghentikan sementara pertandingan.
Dari informasi yang dihimpun kepolisian, Dofiri mengatakan pihaknya belum mendapat laporan adanya korban luka serius dari suporter dua tim. Meskipun belasan orang sempat diberi tindakan medis.
Atas insiden itu, Dofiri mengatakan suporter Arema saat pulang dikawal hingga keluar dengan aman dari stadion.
Dalam laga yang ditonton juga oleh Bupati Sleman Sri Purnomo, Polda DIY menurunkan sekitar seribuan personel untuk pengamanan.
Dalam laga itu, tiga gol PSS Sleman masing-masing dicetak Brian Ferreira (2'), Yerven Bokhasvili (57'), dan Rangga Muslim (82'). Sedangkan gol semata wayang Arema FC dicetak legiun asingnya, Sylvano Comvalius (29').
PRIBADI WICAKSONO