Persiraja Sebut Butuh Rp 40 Miliar Bertahan di Liga 1 Indonesia
Reporter
Iil Askar Monza (Kontributor)
Editor
Aditya Budiman
Jumat, 29 November 2019 09:29 WIB
TEMPO.CO, Banda Aceh – Presiden Persiraja Banda Aceh, Nazaruddin, menyebut tim butuh dana hingga 40 miliar untuk mengarungi kompetisi Liga 1 musim 2020. Nazaruddin pun mulai mengundang sponsor yang berminat bekerja sama dengan klub asal ujung barat Indonesia di musim depan.
“Anggaran yang dibutuhkan itu, saya ngomong sama Pak Pieter (Pemilik Bali United), kalau papan atas perlu Rp 40 miliar. Kalau kami mau geli-geli enak gitu, sekitar Rp 20 miliar, itu antara degradasi atau tidak,” ungkap Nazaruddin di Banda Aceh pada Kamis malam, 29 November 2019.
Nazaruddin mengungkapkan guna mendapatkan kucuran dana segar, dirinya sudah mulai menjalin komunikasi dengan berbagai pihak. Salah satunya dengan Ketua PSSI, Mochammad Iriawan, agar federasi dapat membantu mencarikan sponsor bagi Persiraja.
Beberapa calon investor juga disebut sudah menjalin komunikasi dengan manajemen Persiraja. Namun sejauh ini, manajemen masih menimbang tawaran yang masuk dan belum ada yang menemui kesepakatan. Salah satu pertimbangan penting, yaitu tidak boleh adanya embel-embel sponsor tertera pada nama klub Persiraja Banda Aceh.
Pria yang akrab disapa Dek Gam mengklaim, meski berstatus tim promosi, Persiraja mempunyai potensi besar bagi calon sponsor yang ingin bekerja sama. Musababnya, klub mempunyai pendukung militan. Apalagi sebagai tim era perserikatan yang telah lama tidak berkompetisi di kasta tertinggi, sepak terjang Persiraja tentunya ditunggu oleh pencinta sepakbola tanah air.
Nazaruddin juga mengajak Pemerintah Provinsi Aceh untuk ikut membantu mencarikan sponsor untuk tim musim depan. Ada beberapa perusahaan di Provinsi Aceh yang potensial, seperti Mifa, Medco, Semen Andalas, Bank Aceh.
“Sebenarnya kalau soal sponsor, tidak sulit itu kalau Pak gubernur setuju. Persipura dengan Freeport dan Bank Papua saja selesai, hidup juga. Kenapa kami satu provinsi tidak bisa mengurus bola. Jawa Timur itu satu provinsi berapa klub bolanya. Sleman saja satu kabupaten bisa hidup bola,” kata Nazaruddin.
Selain para investor, Nazaruddin juga pengajak suporter Persiraja untuk ikut membantu keuangan klub. Salah satunya dengan membeli tiket pertandingan saat Persiraja bermain kandang.
“Kita budayakan beli tiket. Jangan hanya menuntut Persiraja harus beli banyak-banyak, tapi penonton juga masih lompat pagar, masih cari temen dari aparat supaya dapat tiket. Ini sudah industri, tidak bisa begitu. Lama-lama saya mundur juga jadi Presiden Persiraja kalau begitu,” pungkas Nazaruddin sambil tertawa.
IIL ASKAR MONDZA