Liga 1: Persiraja Tak Bisa Gunakan Stadion H. Dimurthala
Reporter
Iil Askar Monza (Kontributor)
Editor
Aditya Budiman
Jumat, 29 November 2019 09:43 WIB
TEMPO.CO, Banda Aceh – Persiraja Banda Aceh dipastikan tidak dapat memakai stadion keramatnya, H. Dimurthala, Banda Aceh, dalam mengarungi kompetisi Liga 1 musim 2020. Musababnya, Stadion H. Dimurthala dianggap belum memenuhi standar kompetisi Liga 1. Sebagai gantinya, Stadion Harapan Bangsa diproyeksi menjadi markas sementara Persiraja sembari menunggu Stadion H. Dimurthala direnovasi.
“Untuk awal kompetisi musim depan, kami akan pakai Stadion Harapan Bangsa. Karena kami tahu sendiri di sini (Stadion H. Dimurthala) belum layak untuk Liga 1," kata Presiden Persiraja, Nazaruddin, saat acara penyambutan tim di Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh Kamis malam, 28 November 2019. Menurut dia, aspek utama yang belum memenuhi standar ialah ruang ganti dan rumput.
Demi menggunakan Stadion Harapan Bangsa, Nazaruddin menyebut akan segera mengadakan pertemuan dengan Gubernur Aceh. Saat ini status stadion berkapasitas 45 ribu penonton itu merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Aceh.
Nazaruddin optimistis Pemerintah Provinsi Aceh akan memberikan izin menggunakan Stadion Harapan Bangsa. Termasuk jika harus ada beberapa renovasi kecil yang dilakukan untuk mencapai standar Liga 1.
“Walaupun belum ada persetujuan dari Pemerintah Aceh. Tapi sifatnya kalau enggak disetujui, kami sewa saja. Kalau enggak ada dispensasi, kami akan sewa stadionnya. Kenapa untuk Persiraja tidak boleh sewa, sedangkan untuk acara lain boleh. Terlalu tidak benar pemerintahnya kalau begitu (tidak memberi izin),” sebut Nazaruddin.
Tidak dapat digunakannya Stadion H. Dimurthala khususnya di awal kompetisi mendatang dianggap menjadi kerugian bagi Persiraja. Padahal stadion yang namanya diambil dari nama Mantan Ketua Umum Persiraja era 70an hingga 80-an, Haji Dimurthala, terkenal ‘angker’ bagi tim lawan.
Terbukti belum ada tim yang berhasil mengalahkan Persiraja jika bermain di Stadion H. Dimurthala sejak musim kompetisi 2018. Bahkan khusus musim ini, semua tim yang bertandang ke Banda Aceh harus pulang dengan kepala tertunduk karena harus menerima kekalahan saat bermain di stadion berkapasitas 15 ribu penonton.
Posisi lapangan yang tanpa diselingi lintasan atletik layaknya stadion-stadion lain di Indonesia dianggap menjadi salah satu faktor mencekamnya suasana bagi tim tamu yang bertandang.
“Di sini kan tidak ada lintasan larinya (atletik). Jadi pasti tekanan yang kami berikan kepada tim tamu bisa lebih besar lagi,” sebut Raihan, salah satu pendukung Persiraja yang hadir dalam acara penyambutan.
IIL ASKAR MONDZA