PSS Sleman: Jawaban Seto Nurdiyantoro Soal Kabar Latih Timnas
Reporter
Pribadi Wicaksono (Kontributor)
Editor
Hari Prasetyo
Jumat, 27 Desember 2019 10:16 WIB
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro, angkat suara soal kabar dirinya segera hengkang dari skuad Elang Jawa untuk promosi menjadi asisten pelatih Timnas Indonesia senior mulai Maret 2020.
Jejaring media sosial sempat heboh menghembuskan kabar jika pelatih berusia 45 tahun itu bakal mendampingi pelatih timnas senior Indonesia yang baru yakni Shin Tae-yong asal Korea Selatan. "Saat ini (kabar saya menjadi asisten pelatih timnas) masih rumor," ujar Seto kepada Tempo Rabu petang 26 Desember 2019.
Pelatih yang sukses mengangkat kasta Super Elang Jawa ke kompetisi tertinggi, Liga 1 2019, dan juga membawa tim promosi itu finis di peringkat ke delapan dari 18 tim itu pun berani memastikannya.
Bahwa usai kompetisi Liga 1 2019 berakhir, tak ada pihak dari federasi PSSI maupun yang berkepentingan dengan timnas senior menghubungi atau berkomunikasi dengan dirinya soal posisi asisten pelatih timnas itu. "Belum ada yang menghubungi dan berkomunikasi soal itu (tawaran jadi asisten pelatih timnas)," Seto menegaskan.
Namun, bagaimana bila tawaran asisten pelatih timnas itu benar benar muncul? Mantan gelandang Timnas Indonesia 1999-2001 itu rupanya tak ingin buru buru memberikan jawabannya. "Waduh, saya tidak mau berandai andai dulu," ujarnya.
Pemain yang sempat berkiprah di PSS Sleman, PSIM Yogyakarta, Pelita Solo, dan Persiba Bantul itu pun mengaku pasca kompetisi hanya ingin menjalani hari-harinya saja dengan santai dan tak mau berpikir neko neko. "Ya saya untuk jangka pendek usai kompetisi ini hanya ingin menikmati jeda dulu. Rencananya liburan," ujar Seto.
Terpisah, Ketua Eksekutif PSS Sleman, Fatih Chabanto, menjawab sikap manajemen dan soal persyaratan yang sempat diajukan Seto Nurdiyantoro jika menginginkannya tetap bertahan di PSS Sleman musim depan. "Coach Seto punya prestasi luar biasa dan sangat layak untuk dipertahankan," kata Fatih.
Fatih pun mengatakan pihaknya intens berkomunikasi dengan Seto agar tetap bisa bertahan melatih PSS Sleman. "Prosesnya sekarang (komunikasi dengan Seto) sudah mendekati satu visi di titik-titik yang disepakati bersama," ujar Fatih tak merincinya.
Seto memang sempat mengajukan syarat jika harus bertahan menahkodai Laskar Sembada. Seto mengisyaratkan bertahan bilamana pembentukan manajerial PSS Sleman dilakukan dengan teratur dan sehat sehingga skuad yang ia latih kelak tampil tanpa beban.
Persyaratan itu berkaca pada perjalanan PSS di musim pertama Liga 1 2019 diwarnai gejolak internal manajemen. Mulai pergantian ketua eksekutif sampai dua kali, pergantian manajer dan hal internal lain yang berpengaruh terhadap tim.
Fatih menjelaskan soal restrukturisasi manajemen yang dilakukan PSS Sleman menyongsong musim 2020 sudah ditata agar berjalan lancar dan tak menganggu pembentukan tim. Program restrukturisasi manajemen di PSS telah menjadi program priorotas seperti permintaan Seto. "Kami mematok target di awal bulan Januari 2020 pembentukan manajerial klub rampung," katanya.
PRIBADI WICAKSONO