Liga Champions Asia, Mediokeritas Liga 1, dan Jadwal Kompetisi
Reporter
Non Koresponden
Editor
Hari Prasetyo
Kamis, 23 Januari 2020 16:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juara Liga 1 Bali United digilas Melbourne Victory 5-0 pada babak kualifikasi kedua Liga Champions Asia 2020 di Stadion AAMI Park, Melbourne, Selasa 21 Januari 2020. Pada musim lalu, 12 Februari 2019, klub Liga Australia lainnya, Newcastle Jetset, juga menyingkirkan tamunya, Persija 3-1, pada babak kualifikasi kedua kejuaraan yang sama.
Ini gambaran kelas sepak bola kita di kancah Asia. Untungnya tak sendiri, rata-rata klub dari Asia Tenggara memang masih susah untuk bisa berbicara di tingkat Asia.
Tapi, hasil akhir menimbulkan pertanyaan. Apakah Bali United yang kedodoran karena lama tak latihan setelah usai kompetisi atau dampak dari jadwal kompetisi domestik yang tak memberikan ruang cukup untuk pemulihan atau klub-klub Liga Astralia yang memang kualitasnya jauh di atas?
Pada pertandingan di Melbourne, tuan rumah membuka keunggukan pada menit ke-14 melalui tendangan gelandang Josh Hope yang tidak mampu ditepis kiper Wawan Hendrawan.
Bali United kemudian mendapatkan sejumlah peluang sebelum Melbourne menggakan kemenangan pada menit ke-38, kembali lewat sontekan Josh Hope.
Skor 2-0 sampai babak pertama usai. Pada babak kedua, tiga gol berikutnya dicetak pemain Melbourne pada menit 58, 81, dan 90. Ini bisa diindikasikan stamina pemain Bali United semakin mengendur.
Menghadapi lawan yang rata-rata unggul postur fisik, sebuah tim butuh stamina yang prima sepanjang 90 menit. Celakanya, ini problem klasik sepak bola Indonesia.
Sekarang PSSI mendatangkan pelatih kelas Piala Dunia dari Korea Selatan, Shin Taeyong, dan para stafnya untuk menyiapkan tim nasional yang andal, terutama buat menyambut Piala Dunia U-20 pada 2021 di Indonesia.
Apakah Shin Tae-yong dan kawan-kawan akan membikin khusus dan secara eksklusif pelatnas jangkap panjang seperti tempo dulu, untuk melakukan jalan pintas, karena masih tak bisa berharap dari produk kompetisi Liga Indonesia? Bisa saja.
Idealnya Liga 1 Indonesia melahirkan stok pemain yang pantas dikaderisasasi untuk tim nasional. Tapi, tampaknya idealisasi itu masih jauh dari harapan. Jadwal kompetisi pun yang teratur, terencana, dan konsisten pun masih menjadi problem di sini, baik karena faktor internal maupun eksternal.