Profil Thiago Motta, Pelatih Anyar Juventus yang Punya Gaya Main Menyerang
Reporter
Randy Fauzi Febriansyah
Editor
Rina Widiastuti
Kamis, 13 Juni 2024 10:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juventus resmi mengumumkan Thiago Motta sebagai pelatih baru mereka untuk musim depan pada Rabu, 12 Juni 2024. Ia menggantikan Massimiliano Allegri yang dipecat karena dinilai tidak mencerminkan nilai-nilai klub kala berhasil membawa Si Nyonya Tua menjuarai Coppa Italia 2024.
Motta dikontrak Juventus untuk tiga tahun hingga 30 Juni 2027. Ia mengaku senang bisa mendapat kesempatan menangani salah satu tim besar di Italia tersebut. Pelatih berusia 41 tahun itu bertekad membawa kembali Juventus ke persaingan gelar juara Serie A Italia yang dalam beberapa musim terakhir didominasi AC Milan dan Inter Milan.
"Saya benar-benar gembira untuk memulai babak baru sebagai pemimpin klub besar seperti Juventus. Saya berterima kasih kepada para pemiliki dan manajemen, yang dapat memastikan ambisi saya untuk tetap mengibarkan bendera Juventus setinggi-tingginya dan menyenangkan para penggemar," ujar dia dikutip dari laman resmi klub.
Profil Thiago Motta
Thiago Motta Santon Olivares lahir di Sao Bernardo do Campo, Brasil pada 28 Agustus 1982. Sebelum menjadi pelatih, Motta lebih dulu berkarier sebagai pemain dengan posisi gelandang.
Karier Motta di lapangan hijau dimulai dari akademi klub lokal Brasil, Juventus-SP pada medio 1997-1999. Setelah itu dia hijrah ke Barcelona B dan langsung mendapat tempat utama pada musim perdana dengan mencatatkan 33 kali penampilan dan mencetak dua gol.
Tampil konsisten selama tiga musim, Motta akhirnya dipromosikan ke tim utama Barcelona pada 2001. Penampilannya yang gemilang pun berlanjut. Ia kembali mendapat tempat utama dan bermain sebanyak 147 kali dengan torehan 10 gol dan 11 assist selama enam musim. Dia turut mempersembahkan dua gelar Liga Spanyol, satu Piala Super Spanyol, dan satu Liga Champions untuk Barcelona.
Pada 2007, Motta direkrut Atletico Madrid, namun penampilannya tidak secemerlang sebelumnya. Ia hanya bermain 10 kali dan semusim berselang kontraknya tidak diperpanjang. Sempat menganggur beberapa bulan, dia akhirnya bergabung dengan Genoa September 2008. Bersama klub tersebut, dia mulai kembali mendapat puncak performa hingga akhrinya dibajak Inter Milan pada 2009.
Bersama Nerazzuri, Motta tampil gemilang dengan total 12 gol dan sembilan assist diciptakan dari 83 kali bermain. Ia menjadi bagian dari skuad Inter Milan yang mampu meraih treble winner pada 2011. Pada 2012, Paris Saint-Germain (PSG) kepincut dan merekrutnya. Bersama Les Parisien, Motta mempersembahkan 19 trofi dengan rincian lima kali juara Liga Prancis, empat kali juara Piala Prancis, lima kali juara Piala Liga Prancis, dan lima kali juara Piala Super Prancis. Ia memutuskan pensiun di klub tersebut pada 2018.
Setelah pensiun, Motta belum meninggalkan Paris. Ia ditunjuk sebagai pelatih PSG U-19. Setahun mematangkan ilmu kepelatihannya di sana, dia kemudian pindah ke Genoa dan menyelamatkan klub tersebut dari jurang degradasi dengan finis di peringkat ke-17. Semusim berselang, pria yang juga memegang paspor Italia itu ditunjuk sebagai pelatih Spezia Calcio yang baru promosi. Dia menunjukkan kapasitasnya dengan membawa klub tersebut bertahan di kasta teratas sepak bola Italia usai finis di peringkat ke-15.
Puncak karier kepelatihan Motta dicapat saat menukangi Bologna selama dua musim terakhir. Pria yang dikenal dengan gaya bermain menyerang menggunakan formasi dasar 4-3-2-1 itu sukses membawa I Rossoblu lolos ke Liga Champions untuk pertama kali setelah pada musim ini menempati peringkat kelima klasemen Liga Italia. Kini beban berat sudah menantinya di Juventus. Kehadiran Motta diharapkan mampu membuat Juventus kembali menjadi salah satu tim Italia yang disegani di Eropa.
TRANSFERMARKT
Pilihan Editor: Resmi Jadi Pelatih Baru Juventus, 5 Hal Ini Jadi Prioritas Utama Thiago Motta