Separatis Angola: Target Kami Militer Bukan Pemain Bola
Rabu, 13 Januari 2010 11:15 WIB
TEMPO Interaktif, Brussel - Pemimpim separatis Angola, Selasa, mengatakan serangan yang dilakukan pada kejuaraan Piala Afrika tempo hari ditujukan kepada militer bukan atlit bola atau suporter. Hal itu dikatakannya dalam wawacara khusus dengan The Associated Press.
Tiga orang dinyatakan tewas dan delapan lainnya luka-luka akibat serangan bersenjata, Jumat lalu. Seluruh korban adalah ofisial dan pemain bola Togo, ketika bus yang ditumpangi masuk provinsi Cabinda diserang sekelompok orang bersenjata api. Fron Pembebasan Cabinda (FLEC) menyatakan bertanggung jawab atas serbuan itu.
"Cabinda adalah daerah perang, tidak ada kata gencatan senjata," kata Rodriques Mingas, pemimpin FLEC kepada The Associated Press melalui telepon.
Dalam serangan itu, Mingas mengatakan pasukan hanya membidik seorang berseragam militer yang mengawal bus tetapi, tambahnya, pasukannya melanjutkan serbuan kepada pihak keamanan yang ada di dalam stadion Cabinda tempat kejuaraan Piala Eropa digelar.
"Perang adalah perang," kata Mingas. Namun, pendukung, pemain, dan warga asing tidak akan dijadikan target serangan. "Tujuan kami bukan membunuh warga asing dan Togo yang tidak ada kaitannya dengan ini," katanya. "Kami sedang bertempur melawan pasukan Angola."
AP | CHOIRUL
"Cabinda adalah daerah perang, tidak ada kata gencatan senjata," kata Rodriques Mingas, pemimpin FLEC kepada The Associated Press melalui telepon.
Dalam serangan itu, Mingas mengatakan pasukan hanya membidik seorang berseragam militer yang mengawal bus tetapi, tambahnya, pasukannya melanjutkan serbuan kepada pihak keamanan yang ada di dalam stadion Cabinda tempat kejuaraan Piala Eropa digelar.
"Perang adalah perang," kata Mingas. Namun, pendukung, pemain, dan warga asing tidak akan dijadikan target serangan. "Tujuan kami bukan membunuh warga asing dan Togo yang tidak ada kaitannya dengan ini," katanya. "Kami sedang bertempur melawan pasukan Angola."
AP | CHOIRUL