Spanyol mencapai kedigdayaannya setelah meraih gelar pertama Piala Dunia 2010. Operan pendek dari kaki ke kaki terbukti jitu membawa pasukan Vicente Del Bosque berjaya di Afrika Selatan. Gaya bermain mengalir ketimbang di Inggris yang lebih mementingkan fisik banyak mendapat pujian.
Kesuksesan Spanyol, yang menjadi raja Eropa dua tahun lalu kontras ketimbang Inggris. Tim juara dunia 1966 lebih mementingkan kerja keras dan energi yang seolah tak ada habisnya ketika bermain.
Ini yang diyakini Fabregas jika gaya bermain seperti itu tidak akan menghasilkan apapun. Spanyol, menurutnya akan menjadi korban pelecehan dari suporternya jika menyamai permainan The Three Lions.
“Kami lebih mementingkan gaya permainan. Ini semua tentang bagaimana Anda melakukannya. Anda tidak akan pernah bisa bermain bola-bola panjang atau melakukan hal sama ketika tidak terbiasa melakukannya,” katanya, Rabu (6/10).
Menurut Fabregas buat Spanyol yang terpenting adalah kemenangan. Menurutnya kadang dengan hasil bagus tidak selalu didapat dengan gaya permainan di timnya saat ini. “Tapi kami ingin bermain dengan bagus dengan cara seperti ini. Kami berhasil melakukannya pada musim panas lalu dan kami ingin meneruskannya,” ujarnya.
Fabregas sudah tujuh musim merumput di Inggris bersama Arsenal. Sejauh ini ia belum menemukan gaya permainan indah dalam kompetisi yang diklaim sebagai salah satu ajang sepak bola terbaik di dunia tersebut. “Di Inggris semuanya soal semangat dan suporter menyukainya ketika ada tekel keras dan Anda memainkan bola panjang serta serangan balik,” katanya.
Namun gaya bermain seperti itu tidak berlaku di Spanyol. “Suporter akan mengejek Anda,” tambahnya.
Fabregas mengumpamakan ketika sebuah klub di Inggris terus menang kemudian suporter akan mengganjarnya dengan kritikan. “Di Inggris Anda harus bermain dengan gaya anda sendiri dan meyakininya,” katanya.
SKYSPORTS | bgs