TEMPO Interaktif, Malang - Persibo Bojonegoro sangat percaya diri menghadapi tuan rumah Arema Malang dalam lanjutan kompetisi Liga Super Indonesia di Stadion Kanjuruhan, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (17/10).
Menurut Sartono Anwar, sang pelatih, kepercayaan diri sangat penting dibusungkan untuk menghadapi hal-hal nonteknis di lapangan yang acap menguntungkan tuan rumah, seperti yang mereka alami saat melawan Persema Malang di Stadion Gajayana, Kota Malang, Sabtu (9/1).
“Kondisi kami baik-baik saja. Fisik anak-anak sangat fit. Setahu kami mereka (Arema) masih dihantui beberapa pemain yang cidera. Yang penting, moral pemain sudah normal kembali, tapi tinggal saya belum bisa melupakan kejadian yang begitu menyakitkan di Stadion Gajayana kemarin,” kata Sartono kepada Tempo, Rabu (13/10).
Sartono mengaku masih merasa sakit hati setelah tim asuhannya dikalahkan tuan rumah Persema dengan skor 0-1. Baginya, kalah-menang lumrah terjadi dalam olahraga sepak bola. Yang tidak bisa diterimanya, kekalahan Persibo seperti sudah diatur dan dipaksakan oleh wasit yang memimpin pertandinga, Iis Isya Permana.
Iis memberi hadiah penalti kepada Persema setelah tangan seorang pemain Persibo menyentuh bola hasil tendangan pojok. Asisten wasit menyatakan injury time hanya tiga menit. Nah, hadiah penalti diberikan persis di menit keempat atau melebihi waktu tambahan.
Dalam jumpa pers Sartono meluapkan kemarahannya dengan menuding wasit berpihak. Apalagi, kata dia, seorang unsur manajemen Persibo sempat ditawari sejumlah uang oleh salah seorang anggota tim wasit agar mau mengalah dari Persema.
“Saya tunggu biar sekalian buka-bukaan demi kemajuan persepakbolaan kita,” Sartono menegaskan saat ditanya kemungkinan akan diperiksa Komisi Disiplin PSSI.
Insiden di Stadion Gajayana tidak menciutkan nyali Persibo. Sartono memastikan timnya sudah biasa dikerjai oleh wasit seperti dialami saat menjamu Persiba Balikpapan (Minggu, 26/9) dan PSM Makassar (Rabu, 29/9) di Stadion Brawijaya, Kediri, yang berakhir dengan skor 1-1 dan 0-1.
Karena sudah terbiasa, Persibo pun tidak takut dikerjai oleh wasit dalam pertandingan di Kepanjen nanti. Laskar Angling Darmo tetap bermain lepas tanpa beban saat menghadapi Arema, sang juara Liga Super Indonesia musim 2009/2010.
“Saat di Divisi Utama pun kami sudah sering dikerjai, tapi toh kami bisa jadi juara. Itu modal kami untuk percaya diri. Kami tidak terpengaruh oleh peristiwa-peristiwa di Kediri dan Malang, tapi tetap saja kami harus mewaspadainya,” kata Sartono.
Manajemen Persibo sendiri sudah melaporkan insiden di Stadion Gajayana ke PT Liga Indonesia, Selasa kemarin.
Abdi Purmono