TEMPO Interaktif,Makassar:Permintaan manajemen PSM Makassar dengan melayangkan surat protes ke Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengenai kemenangan Sriwijaya FC supaya dianulir ternyata ditolak. Alasannya, apa yang terjadi di lapangan merupakan kewenangan wasit.
Hal ini dilontarkan Sekertaris Umum PSSI, Nugraha Basoes. Ketika dihubungi pria yang akrab disapa Kang Nug itu mengatakan gol yang tercipta di menit ke-17 melalui titik penalti sudah tidak bisa diubah apapun yang terjadi. “Kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi. Di piala dunia saja pernah terjadi dan hasil skor tersebut tidak bisa dirubah,” kata Nugraha, siang ini (21/10).
Menurut Nugraha, kecuali wasit bersangkutan disinyalir menerima suap atau kredibilitasnya diragukan, itu lain persoalan. Ini menurutnya bisa dilaporkan ke komisi disiplin wasit untuk dilakukan pemeriksaan. “Kalau human error atau ada unsur suap hal ini bisa dilakukan terhadap wasit tersebut,” ujarnya.
Nugraha menyayangkan sikap manajemen PSM yang mengadukan surat protes ke AFC dan FIFA. Sebab seolah-olah PSSI selaku badan sepak bola tetrtingi di Indonesia tidak sanggup menangani hal seperti ini. Justru PSM akan mendapat teguran dari kedua badan tertingi di sepak bola dunia tersebut.
“Hal ini pernah terjadi dengan Persebaya Surabaya beberapa waktu lalu. Menurut aturan mereka (AFC dan FIFA) sebaiknya kasus seperti ini di selesaikan dengan asosiasinya tidak perlu ke AFC atau FIFA. Kalau begini malu kan jadinya,” tegasnya.
Nugraha mengaku belum melihat surat tersebut tapi ia berjanji akan mempelajari masalah ini. Kemenangan SFC pada 17 oktober lalu dengan skor tipis 1-2 dengan PSM di Jakabiring sedikit kontroversi. Sebab wasit Jimmy Napitupulu yang memimpin pertandingan terlihat menguntungkan tuan rumah dengan menunjuk titik putih penalti saat Fadli Hariri menjatuhkan Mahyadi Panggabeaan yang diselesaikan Ponaryo Astaman sebagai eksekutor penalti pada menit ke-17.
Sementara itu Manajer Bidang Hukum PSM Makassar, Syahril Cakkari mengatakan surat protes yang diajukan kepada empat lemmbaga sepak bola ini sampai sekarang belum mendapat jawaban. Tapi ia berjanji mempersoalkan masalah ini kepada Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid saat di gelar pertemuan antara Badan Liga dan 18 klub yang berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia pada 24 Oktober mendatang.
Ini dilakukan pihak Syahril supaya yang telah terjadi pada PSM merupakan pelajaran bagi wasit lainnya untuk tidak terulang kembali. Menurut Syahril dia mengaku tidak begitu mempersoalkan soal skor. Sebab kalah-menang dalam suatu pertandingan adalah hal biasa.
Yang dipersoalkannya adalah keputusan wasit yang tidak profesional dalam mengambil keputusan yang bias merusak nilai-nilai perkembangan sepak bola di tanah air ini. “Harusnya wasit menjunjung tinggi sikap fair play. Tiak merugikan satu pihak makanya kami melakukan surat protes. Kalau dibiarkan kapan sepak bola kita ini akan maju,” kata Syahril.