Daniel Sturridge: Saya Hanya Punya Satu Pacar, Maka Saya Beda
Reporter
Editor
Jumat, 26 November 2010 14:14 WIB
Daniel Sturridge. AP/Sang Tan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Penyerang muda Chelsea, Daniel Sturridge, punya banyak kisah menarik. Ia semula berambisi jadi pegulat. Kini setelah jadi pemain sepak bola, ia juga merasa memiliki kehidupan berbeda dengan para bintang lain. "Saya tak seperti orang lain. Saya hanya punya satu pacar," katanya.
Sturridge, kelahiran Birmingam 21 tahun lalu, saat ini masih berjuang menjadi pilihan utama di lini depan Chelsea. Ia masih belum mampu menyaingi Didier Drogba dan Nocolas Anelka. Tapi saat diturunakn ia kerap membuat kejutan. Ia antara lain menyumbang gol saat Chelsea menekuk Zilina di ajang Liga Champions Selasa lalu. Itulah gol keduanya dalam 13 laga musim ini.
Pemain dengan tinggi badan 1,88 meter itu semula tak membayangkan akan jadi pemain sepak bola. "Saat berusia enam atau tujuh, saya tak pernah benar-benar tertarik pada sepak bola," katanya. "Saya ingin jadi pegulat. Baru pada usia 12 tahun, saya menyadari tak punya bakat untuk mewujudkan keinginan itu."
Di arena sepak bola ia justru menunjukan bakat yang kinclong. Meniti karier di tim junior Manchester City, kini ia jadi harapan masa depan Chelsea. Meski belum jadi pilihan utama, ia sudah menikmati gaji lumayan, sekitar 70 ribu pound (Rp 984 juta) per minggu.
Dengan uang melimpah itu, Sturridge memilih gaya hidup berbeda dengan para selebriti lapangan hijau lainnya. Dalam hal pacar misalnya, ia memilih bersetia pada satu pacar. Baginya itu merupakan perbedaan besar, karena ia melihat banyak sejawatnya yang melakukan hal sebaliknya.
"Saya tak seperti semua orang. Saya hanya memiliki satu pacar," katanya. "Saya tak pergi ke klub dan minum-minum. Tapi saya tak menganggap pemain lain salah karena melakukan itu. Orang dalam pekerjaan lain melakukannya, jadi salah bila dikatakan pemain bola tak boleh melakukannya."
Sturridge mengungkapkan, pacarnya adalah seorang mahasiswa jurusan drama. Ia pun sering menghabiskan waktu dengan pacarnya menyaksikan pertunjukan teater berkualtias.
"Saya melihat War Horse baru-baru ini. Saya tak menangis tapi cukup emosional dibuatnya," katanya. "Sejak melihatnya, saya sangat terkesan. Anda bisa menikmati malam yang menyenangkan dengan menikmati Lion King atau Sister Act atau drama musikal lain, tapi lakon satu itu sangat serius, sangat intens."