TEMPO Interaktif, Makassar - Pencinta sepakbola Makassar kemungkinan tidak akan menyaksikan lagi tim kesayangannya berlaga di kompetisi Liga Super Indonesia pada Januari 2011. Kesebelasan PSM Makassar berencana mundur dalam kompetisi ini begitu surat resmi dari Komisi Disiplin PSSI diterima.
“Suratnya belum kami terima. Jika isinya sama seperti yang tertera di koran, maka keputusan kita sudah final untuk mengundurkan diri. Bahkan Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin pun mengiyakan,” kata Manajer PSM Hendra Sirajuddin, Jumat (10/12).
Keputusan mundur, kata Hendra, karena keputusan komisi tersebut di luar dugaan dan sungguh memberatkan manajemen. Sebab yang menjadi pemicu kerusuhan ini hanya diberi sanksi ringan, tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukannya.“Penonton marah akibat ulah wasit Aeng Suarlan yang tidak tegas dalam memimpin pertandingan. Informasinya, dia hanya diberi sanksi tidak bisa memimpin pertandingan untuk sementara dan diserahkan ke komisi wasit,” ujarnya.
Dari pada uang rakyat habis percuma, sementara kompetisi ISL sudah tidak sehat, mereka memutuskan sebaiknya PSM berhenti dan ikut dalam kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang dinilai menjanjikan. “Justru LPI yang tidak menggunakan uang rakyat malah mempunyai konsep yang bagus dibanding ISL,” ujar Hendra.
Ketika ditanya, kalau PSM ikut ke LPI, apakah namanya tetap PSM, Hendra berujar hal itu tidak menjadi masalah. Alasannya, perwakilan PSM sudah ada di dalam LPI, yaitu PSM Premier League. “Kita hanya hilangkan Premier League saja dan tetap memakai nama PSM,” katanya.
Begitu pula dengan pemainnya, ia tetap menggunakan pemain di Liga Super, sedangkan calon pemain PSM Premier menjadi tim pelapis. Sama halnya dengan sponsor yang sudah melakukan kerjasama dengan PSM, sponsor-sponsor tersebut akan ditarik masuk kedalam.
“Begitu gambarannnya. Kalau surat resmi komisi telah kami terima,” katanya dengan nada geram.
Coklat, juru bicara kelompok suporter The Maczman secara pribadi mengatakan, ancaman yang dilontarkan manajemen PSM untuk keluar dari Liga Super sangat disayangkan.
Sebab kompetisi belum berakhir. Ini menandakan PSM tidak sepenuh hati menjadi juara di kompetisi ini.
“Manajemen PSM sebaiknya memegang adat Bugis-Makassar. Pantang menyerah sebelum mampu membuktikan dia yang terbaik,” kata Coklat.
Jika keluar ditengah jalan, banyak hal yang mesti dipertimbangkan. Misalnya, kontrak pemain, kontrak bersama sponsorship dan penikmat bola. “Kalau memang mau mundur setelah kompetisi ini selesai. Lalu masuk ke LPI. Untuk sementara, sebaiknya dipikir dulu dengan matang,” dia menambahkan.
CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono tidak bisa dihubungi. Pesan singkat yang diberikan tidak dibalas. Begitupun dengan Ketua Komisi Hinca Pandjaitan. Hinca mengeluarkan keputusan sanksi berupa denda Rp 20 juta dan partai usiran buat kesebelasan PSM Makassar sebanyak satu kali saat tim ini melawan Persipura Jayapura pada tanggal 6 Januari mendatang.
Tapi sampai sekarang partai usiran tersebut belum diketahui, karena komisi menyerahkan sepenuhnya kepada PT Liga Indonesia. Selain pemberian hukuman buat PSM, Inca juga menjatuhkan sanksi buat wasit Aeng Suarlan untuk tidak memimpin pertandingan sementara waktu dan diserahkan ke komisi wasit.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI