TEMPO Interaktif, Di Kuala Lumpur, Cristian Gonzales dan kawan-kawan diperlakukan layaknya pemain sepak bola dunia. Mereka mendapat perlakuan khusus, mulai urusan tempat menginap, menu makan, hingga penjagaan keamanan.
Tim nasional sepak bola Indonesia menginap di hotel bintang lima, Palace of the Golden Horses, Mines Resort City, Kuala Lumpur. Ini bukan sembarang hotel. Di hotel yang banyak dihiasi patung kuda ini, tim Manchester United, termasuk sang megabintang David Beckham dan pelatih Sir Alex Ferguson, pernah menginap pada Juli 2003.
Tim Piala Dunia Brasil juga pernah merasakan kenyamanan hotel ini pada Mei 2002. Dua bintang tim Samba, Ronaldo dan Roberto Carlos, turut dalam rombongan. Foto mereka terpajang di dinding lantai satu, antara lobi dan lift menuju kamar hotel.
Tiba Jumat siang lalu, tim Garuda menempati lantai empat, dua lantai di bawah tim nasional Malaysia. Para pemain menempati kamar tipe deluxe.
Gonzales, penyerang andalan Indonesia, menempati kamar nomor 4009. Kamar ini dibanderol seharga 402 ringgit (sekitar Rp 1,2 juta) bagi tamu biasa. Fasilitasnya adalah ruangan 9 x 5 meter lengkap dengan televisi flat 32 inci dan akses Internet, juga kamar mandi 4 x 2,5 meter.
Firman Utina dan rekan-rekan juga mendapat menu makan khusus. Dokter gizi tim Garuda, Erwin Christianto, misalnya, meminta manajemen hotel memasak beras merah untuk mereka.“Pihak hotel telah menyanggupi. Untuk lebih amannya, kami membawa beras merah dari Indonesia,” kata Erwin.
Dalam tradisi pengobatan Cina, beras merah diyakini memiliki banyak khasiat, antara lain bisa meningkatkan sirkulasi darah, memperbaiki pencernaan, dan menghilangkan penyumbatan darah.
Mulai tadi malam, penjagaan keamanan tim Indonesia pun diperketat. Di lorong lantai empat hotel, petugas berjas dan celana hitam lalu-lalang menenteng handy talky.
Pengawal, misalnya, sempat melarang masuk seorang tamu hotel."Wartawan. Keluarkan!"Seruan itu dijawab seorang petugas,"Dia punya bilik di lantai ini."Tamu hotel itu baru diizinkan masuk setelah menunjukkan kunci kamar.
RINA WIDIASTUTI | MASRUR (KUALA LUMPUR)