TEMPO.CO, Palembang - Tim nasional pytra dan putri sepak takraw Indonesia gagal masuk final 2nd ISTAF Super Series di Palembang, Sumatera Selatan. Di kelompok Putra, tuan rumah harus puas diperingkat ketiga, sedangkan kelompok putri memantapkan diri berada di peringkat empat.
Dikelompok putra, Thailand berhasil meraih juara pertama setelah di final mengalahkan Malaysia. Putri Thailand juga berhasil meraih predikat terbaik setelah di final berhadapan dengan tim tangguh dari Korea Selatan.
“Apa mau dikata, itulah hasil maksimal yang bisa kita perbuat. Akan tetapi kami tetap salut pada teman-teman pemain dan pelatih,” kata Manajer Tim Nasional Sepak Takraw Indonesia, Hendri Zainudin, usai pertandingan, Ahad, 26 Februari 2012.
Tim putra Indonesia mampu masuk tiga besar setelah mengalahkan Korea dengan skor 3-1 (15 12, 13 15, 15 6). Dengan demikian Syamsul Hadi dan kawan-kawan berhak atas hadiah US$ 1.500. Di kelompok putra, Thailand berhasil meraih juara pertama dengan membawa hadiah US$ 4.000 setelah difinal mengalahkan Malaysia.
Dalam perebutan tempat ketiga, Indonesia yang menurunkan Abrian, Syamsul Hadi, Saiful dan Nofrizal, di set pertama mengumpulkan angka 15 dan Korea 12. Sementara tim Korea diperkuat pemain Kim Young Man, Jeong Won, Kim Min Ho dan Shin Ham Young, hanya mampu unggul di set dua. Dengan kekalahan itu asuhan Jun Jae harus puas di peringkat empat dengan membawa hadiah US$ 1.500.
Dalam perebutan posisi tiga besar, timnas putri harus mengakui keunggulan Vietman dengan angka 1-3. Permainan Nur Qadri, Rike , Mega Citra dan Leni dan kawan-kawan seolah tak bisa berkembang. Beberapa kali amash Nur Qadri dimentahkan oleh Nguyen Thi dan kawan-kawan. Sebaliknya, permainan begitu hidup dilakoni oleh Putri Vietnam.
Dengan hasil akhir itu, maka juara pertama Putri Thailand berhak atas hadiah total US$ 2000, juara dua Korea Selatan (US$ 1.000), dan juara tiga dan empat berhak masing-masing US$ 900.
Ketua Persatuan Sepak Takraw Indonesia, Basri Sidehabi, mengatakan kegagalan ini merupakan salah satu bahan evaluasi yang akan disampaikan pada rapat pengurus PSTI. “Ke depan pembinaan sepak takraw harus lebih fokus dan berkelanjutan. Pelajaran sepak takraw sudah dikenalkan semenjak sekolah dasar,” kata Basri.
PARLIZA HENDRAWAN