Pemain AC Milan Kevin-Prince Boateng menyesal setelah tidak berhasil mencetak gol kegawang Inter Milan dalam laga Liga Seria Italia di stadion San Siro di Milan, Italia 7-10, 2012. REUTERS/Max Rossi
TEMPO.CO, Milan - Pemain gelandang AC Milan, Kevin-Prince Boateng, kesal terhadap aksi pendukung lawan yang melecehkannya dalam pertandingan persahabatan melawan Pro Partia. Boateng langsung meningalkan lapangan meski pertandingan belum selesai.
Pemain bernomor 10 itu jadi korban rasisme pendukung tuan rumah. Ketika laga memasuki menit ke-26, Boateng menggiring bola di tepi lapangan, pemain asal Ghana itu kemudian disiuli oleh pendukung lawan. Karena sangat kesal, Boateng langsung menendang bola ke arah kerumunan suporter tersebut.
Boateng langsung berjalan meninggalkan lapangan sambil melepaskan kostumnya, meski dirinya sempat dicegah pemain Pro Partia. Sementara pendukung lawan masih menyiulinya. Aksi walk-out Boateng itu diikuti pemain dan ofisial tim Milan, pertandingan pun terpaksa berakhir.
“AC Milan meninggalkan lapangan setelah terjadi tindak rasialis oleh sekelompok penggemar Pro Patria kepada Boateng, (Mbaye) Niang, (Urby) Emanuelson, dan (Sulley) Muntari. Beberapa penggemar di tribun lainnya tak terlibat peristiwa rasis tersebut,” tulis pernyataan klub di situs resmi acmilan.com.
Sementara itu pelatih Massimiliano Allegri mengaku kecewa dengan peristiwa tersebut. “Milan bermain untuk menghormati hak semua pemain. Kita perlu menghentikan sikap tak beradap itu,” ujar Allegri. “Kami berjanji akan kembali lagi. Kami mohon maaf kepada klub dan pemain Pro Patria, tapi kita tidak bisa membuat keputusan lainnya.”