Pesepakbola Persebaya 1927 melakukan latihan dan sekaligus ujicoba lapangan di Stadion Mulawarman Bontang-Kaltim, Jumat (16/3). ANTARA/Bambang Suseno
TEMPO.CO, Surabaya -- Sudah sejak 4 Januari 2013 lalu manajemen Persebaya Surabaya 1927 meliburkan latihan para pemainnya. Kevakuman latihan itu merupakan imbas dari sikap Chief Executive Officer (CEO) Persebaya, Gede Widiade, yang menagih uang talangan sebesar Rp 9 miliar ke konsorsium PT Liga Prima Indonesia Sportindo.
Namun, sejak awal Februari lalu, Gede menyatakan mundur dari klub berjulukan Bajul Ijo itu karena menganggap tidak ada iktikad baik dari konsorsium untuk mengembalikan uangnya. Mundurnya Gede membuat situasi di markas Persebaya 1927, Jalan Karanggayam Nomor 1 Surabaya, kian tak menentu.
Pemain senior sekaligus kapten Persebaya, Mat Halil, mempertanyakan sampai kapan ia dan kawan-kawannya libur latihan. Padahal, pada 24 Februari 2013 mendatang, mereka harus sudah menjamu Bontang FC dalam kompetisi Liga Prima Indonesia.
"Saya dan teman-teman terus terang resah karena kondisi internal tim makin tidak jelas. Terus bagaimana nasib kami-kami ini selanjutnya?" kata Halil kepada Tempo seusai menghadiri diskusi bertema "Selamatkan Persebaya" di Hotel Inna Simpang, Surabaya, Sabtu, 9 Februari 2013.
Sejumlah pemain Persebaya hadir pada diskusi tersebut. Selain Halil, juga ada Andik Vermansyah, Fernando Soler, Alain N'Kong, dan lain-lain. Menurut Halil, untuk menjaga kebugaran, ia dan beberapa pemain yang berdomisili di Surabaya berinisiatif melakukan latihan sendiri. "Kompetisi makin dekat, tapi program latihan tidak menentu," ujar dia.
Direktur Utama PT Persebaya Indonesia Cholid Goromah, yang juga hadir pada diskusi tersebut, menyatakan akan berusaha maksimal agar pada Senin atau Selasa pekan depan Halil dan rekan-rekannya bisa mulai latihan. Menurut Cholid, ia telah merayu Gede agar balik lagi ke Persebaya.
"Gede tidak keberatan balik ke klub asalkan kami bisa menyediakan uang cash Rp 1,2 miliar buat kebutuhan tim di bulan ini," kata Cholid.
