TEMPO.CO, Surabaya - Chief Excecutive Officer Persebaya 1927, Cholid Ghoromah, menuding PSSI telah bertindak sewenang-wenang dan zalim terhadap Persebaya 1927. Induk sepak bola Indonesia ini secara sepihak tidak mengakui keberadaan Persebaya dan berupaya meniadakan Persebaya dari pentas sepak bola nasional.
"Salah satunya dengan tidak menyertakan Persebaya sebagai peserta dalam format play off yang digagas PSSI," kata Cholid kepada sejumlah wartawan di Wisma Eri Irianto, Selasa sore, 8 Oktober 2013.
Cholid mengatakan mungkin PSSI telah lupa kalau Persebaya mempunyai sejarah panjang sejak 1927, jauh sebelum organisasi PSSI lahir. Bahkan, bersama klub-klub dengan sejarah panjangnya, ikut membidani lahirnya PSSI. "Ternyata ini balas budi yang diberikan PSSI dengan melakukan praktek kesewenang-wenangan dan pamer kekuasaan," katanya.
Dia juga mengatakan, sejarah Persebaya adalah sejarah perjuangan arek Suroboyo. "Jika dulu sejarah klub ini diisi dengan perlawanan terhadap Belanda, maka saat ini, melawan penindasan yang dilakukan PSSI," katanya. Perlawanan terhadap PSSI itu akan dilakukan melalui hukum.
Gugatan hukum tersebut akan dilayangkan ke peradilan niaga untuk persoalan nama dan logo Persebaya. Gugatan juga akan dilayangkan ke peradilan umum untuk status keanggotaan Persebaya.
Cholid mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan kuasa hukum. "Sudah ada gambaran lawyer. Kemungkinan Elsa Syarif," katanya. Dan hal ini, Cholid mengatakan, sudah dibicarakan dengan konsorsium.
Pada Oktober ini, setelah Idul Adha, gugatan sudah akan didaftarkan ke pengadilan. Cholid khawatir dampak dualisme Persebaya ini akan membuat pertikaian dan perseteruan antarkelompok suporter.
Cholid mengungkapkan dirinya telah bertemu dengan klub internal Persebaya. "Hasilnya, selamatkan Persebaya. Kami akan melawan kesewenang-wenangan PSSI," ujarnya.