TEMPO.CO, Jakarta - Posisi Filippo Inzaghi bersama AC Milan masih belum jelas. Ia dikabarkan akan langsung dipecat bila Milan dikalahkan Lazio di babak perempat final Coppa Italia.
Dalam pertandingan Rabu dinihari, 28 Januari 2015, ia justru harus melihat timnya tersingkir setelah kalah 1-0. Tapi, setelah laga itu televisi Milan Channel langsung mengumumkan bahwa pelatih ini tetap dipertahankan setelah Presiden Silvio Berlusconi bicara dengan CEO Milan Adriano Galliani. Namun sejauh ini, klaim televisi resmi Milan itu belum diikuti konfirmasi dari para petinggi klub. (Baca: Milan Didepak Lazio, Inzaghi di Ambang Pemecatan)
Inzaghi sendiri menyatakan siap untuk meneruskan tugasnya, juga siap bila dipecat. "Bila mereka tak menendang saya, saya akan sangat bahagia bertahan di Milan untuk selamanya. Ini adalah kursi yang selalu saya impikan, tak ada yang bisa berkata saya tak cukup memberi hati dan jiwa saya untuk klub," kata dia.
Namun, bila harus pergi ia juga tak keberatan. "Bila semuanya berakhir, tak masalah," kata Inzaghi. "Saya melakukan tugas ini karena bisa membuat Anda terus belajar dan tumbuh, juga menyenangkan melihat pemain peduli pada saya. Saya sudah mendapat uban dan menjadi tua lebih cepat sebagai pelatih, tapi itu normal."
Ia merasa President Berluscon dan Galliani percaya pada dirinya. "Saya akan memberikan segalanya untuk tim ini, meski saya tahu itu akan berat," kata Inzaghi. "Ketika tim ini kalah, maka saya yang pertama merasa sedih. Tapi, harus diingat tak ada seorang pun yang memiliki tongkat ajaib untuk mengubah segalanya."
Inzaghi menilai ia butuh waktu untuk bisa menapakkan kaki di Milan. "Seorang teman bilang Sir Alex Ferguson butuh waktu tujuh tahun untuk memenangi gelar liga pertamanya," kata dia. "Mancini, guru para pelatih, juga masih berjuang (di Inter)."