Manajer Chelsea, Jose Mourinho (depan), berpose dengan seluruh timnya usai memenangkan Piala Liga Capital One, di stadion Wembley, London, 1 Maret 2015. Chelsea mengalahkan Tottenham 2-0. AP/Tim Ireland
TEMPO.CO, London - Badan antidiskriminasi Kick it Out mengatakan sebanyak 184 laporan diskriminasi dalam sepak bola telah diterima sejak Agustus hingga 28 Desember 2014.
Seperti dilansir dari BBC Sport pada 2 Maret 2015, laporan tersebut bertambah 48 kasus dari 136 keluhan yang diterima oleh Kick it Out pada periode yang sama selama musim 2013-2014.
Dari total laporan tersebut, ada 117 kasus rasisme dan 32 kasus penyalahgunaan wewenang. Dua kasus tersebut adalah bentuk diskriminasi yang paling banyak dari kasus diskriminasi yang dilaporkan.
Ada juga 13 laporan pelecehan yang terjadi di dunia olahraga terpopuler di dunia tersebut. Sebelumnya, hanya dua kasus selama musim lalu. Laporan diskriminasi berdasarkan orientasi jenis kelamin juga meningkat dari lima menjadi 15 laporan.
Insiden diskriminasi terjadi di hampir semua level kompetisi sepak bola Inggris, dan pemain profesional juga terlibat. Dari media sosial, ada 73 laporan kejahatan berhubungan dengan sepak bola.
Angka-angka ini dirilis saat polisi menyelidiki nyanyian rasis di stasiun St Pancras oleh orang-orang yang dianggap penggemar Chelsea dan dugaan insiden rasisme pendukung The Blues di Paris.
Didirikan pada 1905 oleh Henry Augustus Mears, Chelsea FC dijuluki "the Blues," karena menorehkan sejarah gemilang yang dipenuhi dengan prestasi dan tantangan.